Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2023, 21:02 WIB

KOMPAS.com - Duduk di dekat jendela merupakan posisi yang paling didambakan saat naik pesawat.

Namun, pernahkah Anda memperhatikan jika jendela pesawat memiliki bentuk berbeda dengan jendela pada umumnya?

Saat ini, semua pesawat dari yang terkecil hingga terbesar memiliki jendela berbentuk bulat atau oval. Bentuk jendela ini pun bukan tanpa alasan.

Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?

Dikutip dari Simple Flying, alasan dibuatnya jendela bundar pada pesawat adalah untuk mengatur tekanan udara di dalam dan luar pesawat.

Saat terbang di atas 10.000 kaki, kabin pesawat diberi tekanan hingga 11-12 psi (pounds per square inch), sedangkan tekanan udara luar mungkin hanya 4-5 psi.

Variasi yang luas ini menyebabkan tekanan pada jendela, sehingga harus menghadapi siklus tekanan berulang.

Baca juga: Viral, Twit Pesawat Scoot Berputar-putar di Atas Kota Manado, Ada Apa?


Desain jendela pesawat

Selain itu, jendela berbentuk bundar juga memungkinkan pemerataan tekanan di seluruh panel.

Desain bundar jendela juga lebih tahan terhadap deformasi dan membuatnya lebih kuat untuk penggunaan jangka panjang.

Hal ini menjelaskan alasan semua pesawat sekarang menggunakan jendela bundar selama lebih dari 70 tahun.

Baca juga: Dari Jendela Menjadi Kendi, Cara Warga Lebanon Mendaur Ulang Kaca Ledakan Beirut

Anggota TNI melakukan pengamatan dari jendela pesawat dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501, di atas Laut Jawa, Senin (29/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO Anggota TNI melakukan pengamatan dari jendela pesawat dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501, di atas Laut Jawa, Senin (29/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.

Namun, penggunaan jendela bundar pada pesawat baru ada pada sekitar 1950-an, setelah terjadi kecelakaan mematikan.

Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat de Havilland Comets yang hancur dalam penerbangan dalam peristiwa terpisah pada 1953 dan 1954.

Penyebab kecelakaan itu ditemukan pada desain jendela persegi.

Baca juga: Daftar Maskapai Penerbangan Paling Tepat Waktu di Dunia, Ada Garuda?

Disebutkan bahwa tepi tajam jendela persegi pesawat menciptakan titik lemah alami, sehingga menyebabkan kegagalan kelelahan logam.

Sudut-sudut ini mudah tertekan, kemudian semakin melemah oleh tekanan udara di ketinggian.

Pada 1950-an, pesawat seperti de Havilland Comets terbang lebih cepat dan lebih tinggi dari pendahulunya.

Ini berarti setelah beberapa penerbangan dan tekanan berulang, jendela persegi pesawat itu pada dasarnya akan pecah karena tekanan.

Baca juga: Mengenal Tenzin-Hillary, Bandara Paling Berbahaya di Dunia

Mencegah lebih banyak insiden

Maskapai wajib turunkan harga tiket pesawat paling lambat 18 Mei 2018KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Maskapai wajib turunkan harga tiket pesawat paling lambat 18 Mei 2018

Untuk mencegah lebih banyak insiden seperti itu, desainer pindah pada bentuk baru guna menahan tekanan dan yang mengarah ke tata letak jendela melingkar.

Namun, bukan hanya bentuk yang digunakan para insinyur untuk memastikan bahwa jendela tetap kokoh selama penerbangan.

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa jendela terbuat dari tiga lapisan akrilik.

Lapisan terluar adalah yang paling tebal dan menerima semua tekanan dari luar, sedangkan lapisan tengah memiliki lubang kecil yang digunakan untuk menyamakan tekanan dan melindungi panel bagian dalam.

Sementara lapisan yang dilihat oleh penumpang merupakan lapisan tertipis dan hanya menerima tekanan kabin yang relatif kecil.

Baca juga: Saat Puluhan Penumpang Pesawat Scoot Ketinggalan, Apa yang Terjadi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com