Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kucing Hanya Boleh Disterilkan Setelah Melahirkan?

Kompas.com - 29/01/2023, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Dikutip dari situs Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, pengunaan injeksi KB bisa mengendalikan siklus reproduksi kucing selama 2-3 bulan.

Namun, efeknya bisa membahayakan jika dilakukan dalam jangka panjang.

Senada, Aji juga tidak menyarankan kucing menggunakan obat-obatan KB yang sebetulnya ditujukan untuk manusia.

"Ada efek jangka panjangnya pada kucing. Misalnya bila menggunakan suntik hormon progesteron maka bisa memicu pyometra atau bahkan kanker," jelasnya.

Menurut Aji, pemberian hormon progesteron lewat suntik KB dapat menahan fase luteal.

Progesteron merupakan hormon yang berfungsi mempersiapkan dan menjaga rahim saat bunting.

Fase luteal adalah masa setelah ovulasi atau pembentukan sel telur terjadi dan berada di uterus atau rahim hingga hari pertama menstruasi.

Jika hormon itu disuntikkan, maka kekebalan tubuh kucing akan menurun, sehingga mudah terkena infeksi seperti pyometra.

Dilansir dari Kompas.com, Pyometra adalah kondisi penebalan dinding rahim akibat pertumbuhan jaringan yang berlebihan.

Kondisi ini menyebabkan rahim membesar dan rentan terkena infeksi.

"Jadi, kalau pemilik mau steril (kucing), jangan kasih pil KB atau suntik KB. baiknya operasi Ovariohisterektomi," pungkasnya.

Ia menyebut, proses operasi steril yang dilakukan dengan benar justru akan menghindarkan kucing dari potensi kanker.

Baca juga: Benarkah Kucing Oren Paling Galak? Penelitian Berikan Bukti

Manfaat sterilisasi pada kucing

Aji menjelaskan, sterilisasi justru sangat bermanfaat bagi kucing.

Tindakan sterilisasi dapat mencegah kucing betina berkembang biak, terutama jika pemiliknya tidak menginginkan banyak kucing.

Kebiasaan kucing jantan yang suka bertengkar dengan pejantan lain dan spraying atau pipis sembarangan juga akan berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com