KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan berisi narasi bayi meninggal dunia setelah diberi minum ramuan tradisional.
Disebutkan bahwa bayi tersebut baru berusia 54 hari.
Penggungah menuturkan, bayi tersebut sempat mengalami sesak nafas dan terkena infeksi paru-paru setelah diberi minum ramuan tersebut.
Meski sudah dilarikan ke rumah sakit, pihak dokter tidak dapat menyelamatkan nyawa bayi tersebut.
"Pelajaran buat semua, kalau anak sakit mending langsung dibawa ke rumah sakit daripada harus pake obat tradisional," tulis pengunggah.
Unggahan selengkapnya dapat dilihat di sini.
Baca juga: Kisah Bayi Meninggal Usai Diberi Minum Ramuan Tradisional, Ini Peringatan dari Dokter Anak
Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta, Kurniawan Satria Denta, mengatakan bahwa pemberian ramuan kepada bayi dapat berisiko tinggi memicu bayi mengalami aspirasi pernafasan.
Dilansir dari WebMD, aspirasi paru adalah kondisi di mana ada zat asing yang tertelan tubuh dan mengalir masuk ke jalan yang salah menuju saluran nafas atau malah masuk ke dalam paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan kembali.
Hal ini sangat bisa mengganggu proses pernafasan.
Selain itu, pemberian ramuan tradisional pada bayi juga dapat membuat bayi mengalami infeksi berat saluran nafas serta gangguan pencernaan.
"Bisa risiko tinggi untuk aspirasi, infeksi berat saluran napas atau saluran cerna, gangguan pencernaan, hingga kematian," kata Denta kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Viral, Unggahan Penggunaan Koyo pada Bayi Usia 7 Bulan, Amankah?
Lantas, bagaimana tindakan yang bisa dilakukan jika bayi sudah telanjur diberi ramuan tradisional?
Apabila bayi sudah telanjur diberi ramuan jamu atau ramuan tradisional, maka tidak ada obat khusus dari dokter yang bisa digunakan untuk menetralkan atau mengatasi gangguan kesehatan yang ada.
"Tidak ada obat khusus, jika sudah telanjur diberikan," kata Denta.
Ketika bayi nampak kesakitan, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Tidak ada obat khusus jika sudah terlanjur diberikan, stop jangan diberikan lagi, lalu monitor tanda-tanda sakit dari bayi, jika tampak sakit/makin sakit, segera bawa ke faskes terdekat untuk ditangani," kata Denta.
Baca juga: Risiko Hamil di Bawah Usia 19 Tahun pada Ibu dan Bayi
Dilansir dari Kompas.com, Denta meminta kepada semua orang tua untuk berhati-hati memberi asupan makanan dan minuman pada buah hati.
Denta sangat menyarankan untuk tidak memberi ramuan tradisional kepada bayi.
"Percaya obat tidak masalah, obat apa pun tradisional maupun modern harus disesuaikan dengan kondisi kita," kata Denta kepada Kompas.com, Rabu (17/1/2023).
Lebih lanjut Denta menjelaskan, bayi hanya boleh diberi minum air susu ibu (ASI) atau susu formula.
"Cuman boleh minum ASI atau sufor yang sesuai usianya," kata Denta.
Apalagi bayi masih di bawah enam bulan, Denta menyarankan agar bayi tak diberi jenis minuman lainnya selain ASI.
"Selain itu gak boleh," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.