Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Hamil di Bawah Usia 19 Tahun pada Ibu dan Bayi

Kompas.com - 15/01/2023, 18:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan pelajar di Ponorogo, Jawa Timur, mengajukan dispensasi untuk menikah ke Pengadilan Agama (PA) setempat.

Menurut keterangan Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo, sudah ada 198 laporan permohonan pengajuan dispensasi kawin anak sepanjang 2022. Alasannya, karena kehamilan di luar nikah.

Dari ratusan laporan permohonan itu, sebanyak 8 permohonan dispensasi kawin terpaksa ditolak, karena tidak ada unsur mendesak.

Sedangkan 106 lebih pemohon disarankan untuk melanjutkan sekolah, karena masih pelajar SMP atau usia 15 tahun.

Baca juga: Respons KAI soal Twit Viral Disebutkan Ibu Hamil Kelelahan Naik Turun Tangga di Stasiun Cakung

Lalu, apa saja dampak atau risiko yang terjadi jika perempuan berusia kurang dari 19 tahun hamil?

Risiko hamil pada perempuan usia kurang dari 19 tahun

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur sekaligus pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Sutrisno mengatakan bahwa kehamilan pada usia muda mempunyai risiko fisik dan psikis.

"Risiko yang terkait fisik berupa tingginya keguguran dan menggugurkan kandungan (aborsi), kelahiran prematur, berat badan bayi yang lahir rendah (BBLR)," ujar Sutrisno saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/1/2023).

"Kemudian, perdarahan kehamilan dan persalinan, ibu hamil kurang gizi dan stunting, tekanan darah tinggi, persalinan tidak aman, dan kematian maternal," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Stunting Tinggi, Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasinya


Baca juga: Apa Itu Stunting? Ketahui Penyebab dan Pencegahannya

Sementara, dampak psikis yakni berupa belum siapnya mental ibu sangat muda untuk bertindak sebagai ibu dan merawat seorang bayi, sehingga potensi mengalami gangguan perilaku.

Tidak hanya pada ibu, kehamilan pada ibu usia muda juga berpengaruh pada bayi.

Sutrisno menyampaikan, kehamilan muda menyebabkan bayi mengalami gangguan tumbuh kembang.

"Pada sisi bayi menyebabkan gangguan tumbuh kembang, defisiensi mikronutrient dan kematian bayi," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Stunting Tinggi, Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi ibu hamil. Seorang ibu hamil telah ditahan terkait percobaan perampokan di sebuah toko perhiasan di Melaka, Malaysia yang dilakukan pada Selasa (20/12/2022).Garon Piceli Ilustrasi ibu hamil. Seorang ibu hamil telah ditahan terkait percobaan perampokan di sebuah toko perhiasan di Melaka, Malaysia yang dilakukan pada Selasa (20/12/2022).

Adapun gangguan tumbuh kembang bayi seperti pertumbuhan fisik yang tidak sesuai usia dan kurva normal.

Artinya, pertumbuhan kognitif dan psikomotor yang tidak normal, dan IQ bayi cenderung lebih rendah.

Untuk defisiensi mikronutrient yang dimaksud adalah kurangnya asupan nutrisi seperti iodine, magnesium, selenium, calsium, zat besi, asam folat, zinc, dan lainnya.

Baca juga: Benarkah Orang Pendek Sudah Pasti Stunting?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com