KOMPAS.com - Anak-anak adalah kelompok umur yang rentan mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Tetapi, orang dewasa juga berisiko terkena gangguan tersebut yang membuat mereka sulit memusatkan perhatian ketika beraktivitas.
Dilansir dari Ciputra Medical Center, tanda ADHD pada anak-anak muncul ketika mereka memasuki usia sekolah dan membuat mereka sulit konsentrasi.
Tak hanya itu, anak-anak juga mempunyai perilaku yang terlalu aktif atau impulsif sehingga memunculkan kesan sulit untuk diam di mata orang lain.
Lantas, jika ADHD terjadi pada orang dewasa, apa saja gejala dan dampaknya bagi kesehatan?
Baca juga: Simak, 4 Tips Menghentikan Overthinking pada Orang ADHD
Dikutip dari Very Well Health, ADHD termasuk kondisi medis yang memengaruhi perkembangan pada otak.
Orang yang mengalami ADHD akan merasakan kesulitan duduk diam, mengendalikan perilaku impulsif, termasuk memperhatikan.
Biasanya, ADHD didiagnosis pada masa kanak-kanak, tapi bisa bertahan ketika orang beranjak dewasa.
Sekitar 2,5 persen orang dewasa menderita ADHD dan gangguan ini bisa dideteksi dari beberapa gejala, yakni:
Baca juga: Apa Penyebab ADHD?
Selain gejala-gejala yang sudah disebutkan, orang dewasa yang mengalami ADHD dapat menunjukkan gejala hiperaktif dan impulsif, seperti:
Walau ADHD memunculkan beberapa gejala pada orang dewasa, gangguan ini sebaiknya mendapat diagnosis dari dokter atau ahli kesehatan.
Pasalnya, tidak sedikit orang dewasa yang belum menyadari dirinya mengalami kondisi tersebut dan gejalanya tidak selalu kentara.
Baca juga: Cara Mengobati ADHD pada Orang Dewasa Agar Tidak Bertambah Parah
ADHD juga tidak muncul begitu saja ketika orang beranjak dewasa, karena gangguan ini dimulai ketika masa kanak-kanak.
Gejala ADHD dapat bertahan hingga usia dewasa dan menimbulkan kesulitan di sekolah, perkuliahan, maupun di tempat kerja.
Orang yang mengalami ADHD seringkali kesulitan untuk memusatkan konsentrasi. Namun, ada komplikasi lain dari ADHD pada orang dewasa, seperti: