Sayangnya, bisnis pertama Zhang Hongchao meredup saat memasuki musim dingin.
Dia pun terpaksa menutup kedai pertama karena kehilangan omset.
Tak menyerah, setahun kemudian dia kembali membuka toko es krim dengan nama Mixue Bingcheng yang berarti "Kastil es yang dibangun dengan salju manis".
Sempat gagal kembali lantaran harga jual naik 10 kali lipat pada 2006, Zhang Hongchao pun mempelajari resep dan biaya bisnisnya.
Baca juga: Video Viral Es Krim dari Nasi Padang, Ini Kata Ahli Gizi
Membuat perhitungan biaya bahan baku dan pembuatan, Zhang Hongchao kemudian menetapkan harga es krim sebesar 2 yuan atau sekitar Rp 4.000.
Harga es krim ini jauh lebih murah daripada toko lain yang saat itu menjual sekitar 10 yuan atau Rp 10.000.
Imbasnya, bisnis Zhang Hongchao pun mampu menjangkau berbagai kalangan, baik menengah ke bawah maupun ke atas.
Baca juga: Terlihat Sama, Apa Perbedaan Gelato dan Es Krim?
Keuntungan pesat pada 2006 membuat Zhang Hongchao membuka hak franchise atau waralaba Mixue. Hasilnya, lusinan toko Mixue mulai menjamur di Provinsi Henan.
Pada 2008, Mixue resmi memiliki toko waralaba hingga lebih dari 180 gerai.
Mixue kemudian melebarkan sayap dengan mendirikan perusahaan penyokong bisnis utamanya:
Baca juga: Ramai soal Mixue, Bagaimana Cara Mengejanya?
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (27/12/2022), kepopuleran Mixue semakin meluas dengan pembukaan toko pertama di Hanoi, Vietnam, pada 2018.
Kedai es krim Mixue sendiri pertama kali masuk ke Indonesia pada 2020.
Hingga saat ini, dilaporkan ada lebih dari 300 gerai tersebar di seluruh Indonesia.