KOMPAS.com - Saat wanita mengalami menstruasi atau haid, salah satu cara untuk membendung darah haid adalah dengan memakai tampon.
Sebagian orang mungkin berpikir penggunaan tampon saat haid menimbulkan rasa sakit, ketimbang memakai pembalut biasa.
Namun, saat menggunakan tampon ketika haid, maka Anda bisa berenang tanpa khawatir darah menstruasi akan merembes.
Baca juga: Apa Itu Tampon? Ini Cara Menggunakan Tampon Saat Haid Tanpa Rasa Sakit
Lantas, apa itu tampon?
Berikut 5 hal yang wajib diketahui soal tampon:
Dilansir dari WebMD (17/6/2021), tampon adalah alat atau bahan penyerap darah haid yang terbuat dari kapas berbentuk silinder kecil, dan memiliki ekor atau tali.
Cara menggunakan tampon adalah dengan dimasukkan ke dalam organ intim untuk menghalau darah haid keluar.
Setelah dimasukkan, tampon akan mengembang di dalam tubuh Anda.
Tali yang terpasang pada tampon harus berada di luar organ intim, fungsinya untuk mengeluarkan tampon dari organ intim pemakai.
Baca juga: 4 Mitos Pelihara Kucing Bikin Susah Hamil, Keguguran, hingga Menstruasi Tak Lancar
Baca juga: Mengapa Wanita Mudah Marah Saat Menjelang Haid?
Daya serap tampon pun bervariasi, ada yang ringan, teratur, dan super serap.
Jika Anda baru menggunakan tampon, mungkin lebih mudah untuk memakai tampon dengan daya serap ringan.
Wanita yang belum pernah memakai tampon sebelumnya mungkin memerlukan panduan tentang tata cara menggunakan tampon dengan aman.
Baca juga: 5 Cara Mempercepat Haid, Ampuh dan Aman Dilakukan
Dikutip dari Medical News Today (29/8/2022), sebelum memasukkan tampon, Anda harus mencuci tangan dengan sabun dan air.
Pastikan kuku Anda pendek dan hindari memakai cincin.
Berikut tata cara memasukkan tampon ke organ intim:
Baca juga: Tak Tahan Nyeri Haid? Ini Posisi Tidur untuk Mengurangi Nyeri Haid
Tampon datang dalam daya serap yang berbeda tergantung pada seberapa berat aliran menstruasi.
Berikut panduan memilih ukuran dan jenis tampon.
Hari-hari terberat dari aliran menstruasi biasanya adalah 2 hari pertama.
Saat aliran semakin ringan, seseorang dapat beralih ke tampon serap yang lebih ringan.
Baca juga: Mengapa Berat Badan Cenderung Naik ketika Menstruasi? Ini Jawabannya
Anda harus mengganti tampon setiap 4 hingga 6 jam.
Penting untuk diingat untuk mengganti tampon karena terkadang seseorang lupa sedang menggunakannya.
Jika Anda menyimpannya lebih lama, itu dapat menyebabkan bakteri berbahaya tumbuh atau berkembang.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui vagina dan menyebabkan penyakit dan meningkatkan peluang terkena kondisi medis serius yang disebut sindrom syok toksik (TSS).
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Membersihkan Vagina, Salah Satunya dengan Sabun
Ada beberapa tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa Anda harus melepas dan mengganti tampon yang dipakai.
Tanda yang dimaksud seperti, jika tampon mulai meluncur keluar, tampon bocor, atau tali berubah menjadi merah.
Tata cara melepas tampon, yakni:
Jika seseorang kesulitan melepas tampon, mereka dapat memasukkan jari ke dalam organ intim dan meraba-raba di mana tali menempel pada dasar tampon.
Namun, seseorang harus mencari pertolongan medis jika ia tidak dapat menemukan tampon atau tidak dapat melepasnya.
Baca juga: Tak Ingin Berjerawat Menjelang Menstruasi, Ini Cara Mencegahnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.