Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jusuf Irianto
Dosen

Guru Besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga, Surabaya

Memaksimalisasi Bonus Demografi

Kompas.com - 27/12/2022, 07:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA beruntung dapat berkah bonus demografi. Bonus kependudukan harus dimaknai sebagai kekuatan bangsa keluar dari berbagai problem multi-dimensi akibat pandemi dan isu global lainnya.

Berbagai masalah dapat direduksi dengan mengandalkan kebijakan berbasis sumber daya manusia (SDM). Dengan bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif lebih besar jika dibandingkan dengan usia non-produktif (anak-anak dan lansia). Komposisi penduduk usia produktif sangat besar.

Data Badan Pusat Stastistik (BPS) pada Juni 2022 menunjukkan, dari total 275,36 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 190,83 juta jiwa (69,3 persen) berusia 15-64 tahun, sebagai penduduk berkategori produktif. Sejak 2012 hingga 2035, Indonesia berada dalam era bonus demografi. Sementara puncak bonus terjadi pada periode 2020-2030.

Baca juga: Pengertian Bonus Demografi dan Manfaatnya

Diidealkan, kondisi masyarakat kian sejahtera. Ditopang penduduk produktif, pembangunan ekonomi sangat dinamis dan tumbuh secara berkelanjutan. Momentum pertumbuhan ekonomi selalu terjaga dengan memanfaatkan surplus warga produktif. Jumlah tenaga kerja produktif sangat besar merupakan instrumen handal mendukung keberhasilan pembangunan.

Keberhasilan pembangunan diindikasikan adanya perubahan status tingkat pendapatan dari lower menjadi middle income. Perubahan tingkat pendapatan ini menstimulasi transformasi Indonesia berubah menjadi negara maju.

Namun, tak mudah bagi Indonesia segera meraih status negara maju karena determinasi faktor jebakan pendapatan menengah (middle income trap). Saat level pendapatan menengah dapat digapai, Indonesia justeru tak dapat segera bertranformasi menjadi negara yang lebih maju.

Tak ada upaya lebih baik daripada secara pragmatis memanfaatkan penduduk produktif agar lolos dari jebakan pendapatan menengah. Pertumbuhan ekonomi diakselerasi melalui pelibatan generasi milenial dan gen z yang mendominsasi dunia kerja dalam proses produksi sesuai karakternya.

Salah satu karakter kaum muda milenial dan gen z adalah penguasaan teknologi digital. Karena itu, transformasi perekonomian digital yang didengungkan pemerintah relevan dengan kondisi demografis berlimpah usia produktif seraya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Dengan jumlah penduduk usia produktif sangat besar, tersedia wirausahawan dan kaum pekerja mendinamisir perekonomian. Didukung konsumen berkemampuan daya beli tinggi, akselerasi pertumbuhan ekonomi semakin mudah untuk diwujudkan. Ekonomi terus tumbuh berkelanjutan didukung kaum muda bertalenta mendukung aksi ekonomi berplatform digital.

Pemerintah harus berada pada track yang benar untuk membangun SDM lebih smart dan kuat di era digital saat ini.

Tantangan membangun SDM bermutu

Saya teringat Amartya Sen yang menegaskan bahwa pembangunan tanpa pengembangan SDM bukan saja melanggar etika kemanusiaan, namun juga memupus keberlanjutan pembangunan. Membangun SDM bermutu merupakan pilihan rasional bagi pemerintah.

Sektor pendidikan berperan strategis dalam mengembangkan mutu SDM bermutu. Guru dan dosen sebagai pendidik, didukung metode pembelajaran dan sarana sesuai kebutuhan, akan dapat menghasilkan lulusan bermutu mampu menjawab tantangan zaman.

Pada peringatan milad PGRI dan Hari Guru Nasional awal Desember 2022, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajaran pendidik waspada seraya mencegah berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan tujuan pendidikan sebagai upaya menciptakan SDM unggul dan berdaya saing.

Baca juga: Jokowi: Bonus Demografi Bukan Beban, tapi Kekuatan

SDM merupakan most value asset dalam pembangunan. Kebijakan pengembangan SDM bertumpu pada penguasaan iptek serta technical skills yang relevan dengan perkembangan zaman lebih moderen. Tak sekadar cerdas menguasai iptek dan terampil teknis sejalan kemajuan teknologi, SDM unggul juga memiliki mentalitas dan karakter sesuai budaya bangsa.

Para pendidik diminta siap membekali SDM dengan soft-skills yang menunjang kesuksesan menghadapi berbagai tantangan. Kini, sebagian kalangan kuatir milenial dan gen z kehilangan jati diri sebagai bangsa yang ramah dan peduli.

Karena itu, para guru dituntut mampu membangun sikap santun, budi pekerti, jujur, dan peduli, selain mampu membekali peserta didik berupa penguasaan iptek mutakhir. Anak muda milenial tak sekadar produktif serta bekerja keras dan cerdas, namun juga mampu menjaga tradisi masyarakat dalam kebersamaan berbentuk gotong royong atasi berbagai masalah masyarakat.

Kini, bekal soft-skills berperan penting dalam membangun generasi muda. Masyarakat juga tak perlu skeptis terhadap citra negatif milenial dan gen z. Para pendidik siap membentuk karakter kebangsaan berbasis core values yang terkandung dalam Pancasila.

Tak hanya produktif, kaum muda buah bonus demografi pun toleran dan menghargai keberagaman (diversity).

Anne Booth, pakar demografi asal Australia, menyatakan, pemerintah Indonesia dapat memaksimalisasi bonus demografi melalui pengembangan kebijakan pendidikan dan kesehatan yang tepat. Dua bidang ini merupakan critical factor yang memengaruhi produktifitas.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah di bidang kesehatan, misalnya mengatasi stunting secara preventif. Pola hidup sehat disosialisasikan sejak dini mengonsumsi makanan sehat bergizi serta teratur berolah raga menghapus tradisi mager (malas bergerak) kaum muda.

Di bidang pendidikan, Presiden Jokowi mengingatkan pendidik waspada masalah stunting anak didik.

Direkomendasikan oleh Anne Booth, maksimalisasi bonus demografi dapat dilakukan pemerintah melalui penyediaan lapangan kerja seluas mungkin. Tanpa lapangan kerja memadai, pengangguran mengintai dan bisa memperparah kondisi sosial-ekonomi.

Pemerintah perlu memperkuat pelayanan kesehatan demi menjamin generasi muda tetap produktif di usia tua. Penduduk sehat agar tetap produktif di usia lanjut tak membebani anggaran kesehatan.

Jika dimaknai secara tepat, bonus demografi bukan merupakan beban tetapi kekuatan. Kaum muda berlimpah bagaikan motor penggerak perekonomian. Bonus demografi berperan penting menghadapi berbagai tantangan global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com