Gerakan masyarakat bawah. Begitu intinya.
Sejatinya, gerakan ini memang cara baru bagi “little people”, istilah yang diberikan Kropotkin, untuk bekerja sama memenuhi kebutuhan (Paul Ekins, 1992).
Lantas, mengapa akar rumput yang diambil sebagai asosiasinya?
Pertama, rumput dianggap sebagai pondasi lingkungan selain tanah, air, dan hutan. Jika pondasi lingkungan negara habis, ekonominya akan menurun (Myers, 1986).
Kedua, akar rumput berjenis serabut dan dan berupa anyaman atau jaring-jaring alami. Ia juga dapat digunakan untuk memperkuat permukaan tanah (Hartanto, 2007).
Akarlah yang mengikat dan menahan partikel tanah sehingga tidak terangkat bersama aliran air permukaan.
Dua pernyataan tersebut memberikan informasi penting bahwa rumput merupakan pondasi lingkungan karena akarnya dapat memperkuat permukaan tanah.
Begitu juga masyarakat yang diasosiasikan dengan akar rumput.
Mereka, di satu sisi memang berupa individu-individu yang menempati suatu wilayah, namun di sisi lain merupakan jaringan kokoh yang terbentuk atas beberapa kesamaan.
Mereka memiliki paguyuban, komunitas intraetnis, bahkan lebih luas memiliki komunitas berdasarkan kesamaan, katakanlah kesamaan selera politik (dalam konteks akar rumput dan politik).
Bagi sebagian oknum, menggerakkan jaringan ini bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Mereka yang dapat “membaca” inti komunitas masyarakat tertentu, misalnya menjunjung dan menyanjung sosok A (bukan Inisial, hanya abjad biasa), akan sangat mudah melakukan propaganda.
Tidak salah rupanya jika ada yang dengan percaya diri membuat pernyataan bahwa tokoh G (sekali lagi, hanya abjad biasa) akan menjadi pemimpin berikutnya karena sudah memiliki akar rumput yang kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.