Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Keluhkan STB TV Digital Mahal Setelah TV Analog Dimatikan

Kompas.com - 06/12/2022, 11:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siaran TV analog mulai banyak dimatikan di sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY. 

Masyarakat yang hanya memiliki TV analog harus membeli Set Top Box (STB) agar dapat menerima siaran TV digital

Hal itu membuat STB banyak diburu dan membuat stoknya ludes, serta di sisi lain hukum ekonomi berjalan: harganya mulai mahal. 

Baca juga: Harga STB Dinilai Mahal, Menkominfo: Bukan Kewenangan Kominfo

Masyarakat keluhkan harga STB mahal

Masyarakat yang membutuhkan STB untuk menerima siaran TV digital mulai mengeluhkan kelangkaan STB di sejumlah daerah. Selain itu, ada pula yang mengeluhkan harga STB yang dinilai mahal setelah TV analog dimatikan. 

Sejumlah masyarakat mengeluhkan mengenai harga Set Top Box (STB) yang menjadi mahal.  

Sementara itu, dikutip dari TribunNews, Mingu (4/12/2022) harga STB di salah satu toko elektronik di Solo bahkan melejit hingga mencapai Rp 475.000.

"TV, matinya pas Piala Dunia sih, jadi mau harga berapa juga dibeli. Penjual pintar memanfaatkan momen," ujar Sutopo seorang pembeli yang tengah mencari STB. 

Mengetahui harga STB yang mahal, Sutopo akhirnya memilih mundur tak jadi membeli STB.

Kominfo: Bukan kewenangan kami

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate sebelumnya mengatakan, pihaknya tidak berwenang mengendalikan harga set top box (STB) di pasaran.

Hal itu dikatakan Johny menanggapi kritikan sejumlah anggota Komisi I DPR yang menerima laporan dari warga soal mahalnya harga STB.

"Operasi pasar, harga dan lain sebagainya bukan kewenangan Kominfo. Oleh karena itu, tentu kami tidak bisa mencampuri terlalu jauh sampai sana," kata Johnny dalam rapat kerja Komisi I DPR, Rabu (23/11/2022).

Menurut Johny, pihak yang berwenang mengendalikan harga pasar adalah Kementerian Perdagangan.

"Kominfo tentu tidak bisa mengendalikan harga dan suplai di pasar, karena harga dan suplai di pasar itu adalah mekanisme pasar tersendiri," ujarnya.

Sebelumnya Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi mengaku mendapatkan keluhan soal STB dari warga daerah pemilihannya (dapil) di Sumatera Selatan.

"Waktu itu disampaikan dalam rapat bahwa harganya sekitar Rp 150.000 dan Rp 200.000, tapi sekarang di pasaran sudah sampai Rp 400.000 sampai Rp 500.000," kata Bobby dalam rapat kerja Komisi I DPR bersama Menkominfo, Rabu.

Sementara itu terkait harga STB, Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia meminta masyarakat membandingkan harga STB sebelum membeli.

“Tips buat masyarakat, cerdas sebelum beli STB, bandingkan harga di official shop resmi,” ujar Gery saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2022).

Ia menambahkan, harga STB di official shop resmi cenderung stabil.

Selain itu masyarakat juga bisa membandingkan dulu dengan market place dan toko-toko elektronik untuk mendapatkan harga yang wajar serta sudah tersertifikasi.

Baca juga: Siaran TV Analog di DI Yogyakarta Dimatikan, Warga yang Kehabisan STB Pilih Puasa Nonton TV

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com