Selanjutnya, tahun 1960 program pemuliaan tanaman kelapa sawit mulai menggunakan persilangan D x P dengan ketersediaan polen P (pisifera) yang berasal dari Afrika Barat.
Selama beberapa dekade, pemuliaan sawit bertumpu pada cara-cara konvensional, yaitu menyilangkan tanaman induk terpilih berbasis kenampakan luar atau fenotipik. Hal ini akan sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan industri sawit karena usaha ini memerlukan waktu yang cukup lama dan kurang efisien.
Di sisi lain, perkebunan kelapa sawit akan menghadapi tantangan yang semakin banyak dan beragam. Beberapa tantangan di antaranya yaitu hama dan penyakit seperti ganoderma yang masih menjadi ancaman serius, perubahan iklim yang mengganggu pertumbuhan dan produktifitas tanaman seperti ancaman cekaman kekeringan dan rendaman, luas lahan yang makin terbatas, ketersediaan pupuk, kualitas dan kuantitas minyak, dan berbagai tantangan lainnya.
Tantangan tersebut perlu dijawab dengan inovasi dalam penciptaan tanaman-tanaman unggul. Pemuliaan tanaman haruslah mengombinasikan penggunaan teknologi terbaru, misalnya teknologi berbasis molekuler dengan cara-cara konvensional yang ada selama ini.
Pengembangan marka molekuler merupakan salah satu cara untuk proses akselerasi mendapatkan tanaman unggul baru. Marka molekuler merupakan suatu bahan genetik yang dengan mudah teridentifikasi sehingga dapat digunakan untuk mengetahui bagian sel, individu, populasi, atau spesies tanaman yang nantinya dapat digunakan dalam proses pemuliaan.
Marka molekuler dapat mengidentifikasi karakter-karakter unggul sejak dini sehingga dapat membantu pemilihan benih maupun bibit yang akan ditanam di perkebunan.
Baca juga: Moeldoko Waspadai Kesenjangan Produktivitas Kebun Kelapa Sawit
Dukungan dari pemangku kebijakan terhadap proses-proses modifikasi genetik pada tanaman kelapa sawit juga diperlukan untuk mempercepat dihasilkannya progeni-progeni tahan penyakit, toleran cekaman abiotik tertentu, memiliki produksi minyak yang tinggi, progeni dengan arsitektur tanaman yang lebih efisien lahan, dan sebagainya.
Revolusi teknologi pemuliaan tanaman kelapa sawit perlu mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak agar segera terwujud. Salah satunya yaitu teknologi genom editing pada kelapa sawit.
Teknologi genom editing merupakan teknologi pemuliaan tanaman yang bukan membuat individu baru, tetapi teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat genetik yang ada pada tanaman sawit tersebut untuk ditingkatkan menjadi karakter unggul. Genom editing akan menjadi sebuah teknologi yang revolusioner bagi perkembangan industri sawit di Indonesia.
Dengan demikian diharapkan perkebunan dan industri kelapa sawit Indonesia akan terus bertahan.
Belajar dari berbagai komoditas perkebunan lainnya yang sebelumnya pernah menjadi unggulan Indonesia, tetapi pada akhirnya ditinggalkan karena terlambat dalam melakukan inovasi dan tidak adanya usaha untuk menjaga keberlangsungannya dari berbagai pihak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.