Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Manfaat Piala Dunia bagi Indonesia

Kompas.com - 22/11/2022, 08:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PIALA Dunia 2022 mulai diselenggarakan di persada Qatar, diawali Ghanim al Muftah melantunkan ayat suci Al Quran disusul pertandingan kesebelasan Qatar melawan kesebelasan Ekuador.

Seperti sudah diduga sebelumnya, akibat kalah jauh dalam pengalaman, tuan rumah terpaksa menyerah, digunduli tamu rumah dengan skor 2 - 0. Itu pun naga-naganya kesebelasan tamu rumah masih punya nurani sopan santun serta belas kasih maka menahan diri demi tidak lebih banyak memasukkan bola ke gawang tuan rumah.

Di atas kertas memang Ekuador di atas angin sementara Qatar memang di bawah angin. Kehadiran di Piala Dunia 2022 merupakan yang keempat setelah tiga kali Ekuador ikut berlaga, sementara Qatar belum pernah.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Kisah Inspiratif Ghanim Al-Muftah, Bangkit Berjuang dengan Keterbatasan

Dalam pertarungan memperebutkan Piala Dunia, Ekuador bahkan pernah mengalahkan raksasa sepakbola seperti Kroasia dan Polandia serta seri melawan dua kali juara Piala Dunia Prancis.

Sementara Qatar bisa ikut serta di Piala Dunia tanpa perlu babak-belur melalui babak prakualifikasi sebab resmi terpilih oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah World Cup 2022.

Terinspirasi Qatar bisa ikut berlaga di Piala Dunia tanpa prestasi sepak bola, maka saya ngotot menyarankan Indonesia gigih berjuang melalui jalur birokratis-diplomatis agar terpilih oleh FIFA menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia. Jika Qatar bisa, Indonesia juga harus bisa!

Selain dihantui kemelut korupsi internal dewan pengurus FIFA, suasana penyelenggaran Piala Dunia 2022 juga dirundung awan kelabu tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Puluhan pekerja migran tewas dalam pembangunan infrastruktur terkait penyelenggaraan World Cup di Qatar oleh Qatar untuk dunia.

Kekhawatiran bahwa ada Pekerja Migran Indonesia (PMI) jatuh sebagai korban tertepis oleh penjelasan sahabat saya yang bekerja sebagai pimpinan departemen human resource perusahaan minyak bumi di Qatar, Sigit Hadiawan. Menurut Sigit, tidak ada pekerja Indonesia yang jadi korban sebab mayoritas PMI bekerja bukan sebagai pekerja konstruksi.

PMI lebih banyak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan karyawan hotel mewah di Qatar.

Meski Indonesia belum pernah berhasil lolos babak prakualifikasi untuk ikut berlaga, namun Piala Dunia memiliki beberapa manfaat tersendiri bagi Indonesia. Manfaat pertama dinikmati para perusahaan media elektronik, cetak, dan daring yang memperoleh kesempatan menjual kapling iklan khusus terkait Piala Dunia dengan harga istimewa setinggi langit.

Manfaat ke dua dimanfaatkan para bandar judi untuk optimal menyelenggarakan taruhan tentang siapa menang siapa kalah pada pertandingan Piala Dunia 2022. Mereka tidak terlalu khawatir ditangkap polisi sebab polisi juga manusia biasa, maka tidak ingin ketinggalan ikut bertaruh Piala Dunia.

Manfaat ke tiga adalah hiburan bagi rakyat jelata yang sedang dirundung galau dan gelisah akibat kenaikan harga pangan secara luar biasa meroket akibat Rusia menyerbu masuk Ukraina pada masa pagebluk Covid-19 masih berlanjut.

Baca juga: Lionel Messi: Kesempatan Terakhir Piala Dunia

Manfaat ke empat adalah Piala Dunia 2022 mandraguna sebagai pengalihan perhatian masyarakat dari kemelut politik yang sudah mulai memanas meski sebenarnya saat penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 masih cukup lama.

Sayang setriliun sayang, Piala Dunia cuma terselenggara pada kurun waktu relatif singkat, tidak sampai satu bulan. Maka, setelah 22 manusia saling sibuk bersaing menggiring lalu menendang atau menyundul sebuah bola masuk ke gawang lawan usai, seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia juga terpaksa keluar dari alam hiburan sejenak yang menyenangkan untuk kembali menghadapi kenyataan berkepanjangan yang kurang menyenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com