Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Jangan Ada yang "Kelaparan" di Antara Kita

Kompas.com - 12/11/2022, 18:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Banyak manusia berteriak dalam hati

Mereka terpaksa, karena bersuara pun tak mungkin di dengar para petinggi

Mereka bukan dari golongan yang bisa sekehendaknya berlibur pergi

Mereka hanya rakyat biasa, petarung dalam kontestasi

 

Orang-orang itu berupaya bertahan

Di tengah badai pandemi yang belum juga hilang

Orang-orang itu terus berusaha bertahan

Ketika ekonomi dalam keadaan tumbang

 

Kelaparan, setiap hari mendatangi mereka

Tak ada nasi, itu hal yang biasa

Tanggis tiap hari menetes, tapi disembunyikannya

Mereka adalah para pejuang tangguh semesta

 

Meski berlinang air mata, orang-orang itu tak pernah lupa diri

Walau dilanda kelaparan, mereka sadar sebagai hamba Ilahi

Orang-orang selalu berdoa pada Yang Maha Tinggi

Berharap semoga mereka diberi kelapangan nurani

SAJAK “Meraung Kelaparan” yang ditulis Mohammad Azharudin itu begitu menyentil nurani kemanusian kita.

Ketika tempat-tempat ibadah rajin kita bangun megah, di antara capaian materi yang begitu kita banggakan, di tengah lagak congkak para pejabat membanggakan capaian prestasi pembangunan, dan di antara riuh para akademisi mengulas teori penanggulangan kemisikinan dalam berbagai seminar serta di tengah gegap gempitanya penyaluran bantalan bantuan sosial, ternyata tragedi kelaparan kerap terjadi di lingkungan terdekat kita.

Musibah mengenaskan yang terjadi di Jakarta – sampai saat ini masih sebagai ibu kota negara (IKN) sebelum berpindah ke tempat baru bernama Nusantara di Kalimantan nanti – tragedi menahan lapar yang berujung kematian begitu mengejutkan semua kalangan. Penemuan empat jenazah yang sudah membusuk di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) dan diduga karena kelaparan, terjadi di sebuah perumahan warga kelas menengah.

Baca juga: Polisi: Lambung Kosong di Jasad Sekeluarga Kalideres Belum Tentu Penyebab Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com