Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Disebut Saat Banjir Tulungagung, Ini Sejarah Terowongan Niyama

Kompas.com - 19/10/2022, 19:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Banjir tersebut tepatnya terjadi pada 17 November 1942 yang juga mengakibatkan hancurnya areal pertanian.

Terowongan ini kemudian dibangun oleh Karisidenan Kediri, di mana terowongan dibuat dengan melewati wilayah perbukitan.

Tujuannya saat itu adalah menguras air yang masih menggenang di rawa-rawa dan membuangnya ke Samudra Hindia.

Terowongan juga diharapkan bisa menjaga kesuburan tanaman padi yang sedang diintensifkan Jepang untuk menyuplai makanan tentara.

Baca juga: UPDATE Banjir Rob Pantura dan 10 Kabupaten yang Terdampak

Proses pengerjaan terowongan Niyama

Terowongan Niyama dibuat dengan total membutuhkan 20.000 romusha.

Pada tahap awal pengerjaan dilakukan dengan lebih dari 10.000 romusha dengan membuat saluran terbuka.

Para romusha ini meratakan punggungan bukit, yang berupa bebatuan kapur.

Salah satu kendala yang dialami dalam pembangunan ini adalah minimnya bahan peledak sehingga sebagian besar hanya mengandalkan tenaga para romusha.

Pembuatan terowongan ini sempat terbantu dengan adanya temuan 23 bom yang ditanam pada masa penjajahan Belanda di rawa-rawa sekitar lokasi.

Baca juga: Viral, Video Kereta Api Berhenti di Terowongan Sasaksaat, Apa Penyebabnya?

Saat itu, karisidenan juga membantu meminjam mesin pengebor dan kompresor dari Ishihara Sangyo Co Ltd.

Adapun Departemen Administrator Militer di Jakarta mengirim Kapten Angkatan Darat, dan seorang Insinyur Sipil yang berpengalaman membangun terowongan.

Kendala lain yang dialami dalam proses pembangunan ini adalah proses mobilisasi romusha yang kian waktu berkurang dan tersendat.

Penyebabnya di antaranya adalah lokasi yang tertutup rawa, banyak binatang buas, dan penyakit malaria yang merebak yang mengakibatkan romusha sakit hingga meninggal.

Adapun pembangunan terowongan ini dimulai pada Februari 1943 dan selesai pada Juli 1944.

Baca juga: Ramai soal Insiden Lampu Mati di Terowongan Mina, Ini Penjelasan Kemenag

Arti Niyama

Dalam Bahasa Jawa, terowongan Niyama disebut dengan Tumpak Oyot (akar gunung) yang diterjemahkan oleh pekerja Karisidenan Kediri menjadi Neyama.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com