Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apresiasi Warganet Terkait Sujud Massal Permintaan Maaf Polresta Malang

Kompas.com - 11/10/2022, 14:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

“Sujud anggota Polresta Malang itu melegakan. Semoga itu bentuk penyesalan. Selama ini saya gemes dgn sikap defensif polisi yg berkesan tak ada penyesalan....” tulis akun yang lain.

Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Kedaluwarsa, Apa Dampaknya?

Meski demikian tak sedikit warganet yang menyayangkan, di saat Polresta Malang melakukan aksi sujud meminta maaf, Polri justru mengeluarkan pernyataan mengenai korban yang tewas di Kanjuruhan bukan karena gas air mata namun akibat kekurangan oksigen.

“Klo kekurangan oksigen gak mungkin korban itu matanya merah2 gtu, dikira orng indo ini pada gak paham apa yaa, media luar negeri aja udh terang2an knp2 nya mnding yg bner tuh minta maaf memang kesalahan instasi kami dan kami akan berbenah, kayak polisi malang sujud bersama,” ungkap salah satu akun.

“Masih aja cuci tangan lu min @DivHumas_Polri. Polresta Malang aja sudah sujud minta maaf koq ada lagi model cuci tangan kaya gini masih cari pembenaran,” ungkap akun yang lain.

Tak lama, warganet yang lain juga mempertanyakan mengenai hilangnya akun Polresta Malang usai mengunggah aksi sujud massal.

"Pak Pol @polrestamakota kenapa hilang twit nya ? Kena hack ? Colek : @AremafcOfficial @HumasPoldaJatim Cuitan Sujud Massal Polresta Malang Hilang, Padahal Tuai Simpati Publik," ujar salah satu akun.

Baca juga: Update Kanjuruhan: 12 Temuan Awal Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil soal Pelanggaran HAM di Stadion Kanjuruhan

Pandangan pengamat

Pakar psikologi forensik dan pemerhati kepolisian Reza Indragiri Amriel memberikan pendapatnya terkait aksi sujud massal Polresta Malang Kota tersebut.

"Ketika polisi di Polresta Malang Kota bersujud sedemikian rupa, semoga ini bisa meyakinkan publik bahwa polisi sungguh-sungguh ingin memberikan penawar atas luka itu," kata dia dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Menurut Reza, sikap para polisi di Polresta Malang Kota mirip seperti aksi simpatik yang dilakukan para petugas kepolisian di Amerika Serikat yang berlutut sebagai gestur permintaan maaf usai kematian seorang warga minoritas kulit hitam, George Floyd pada 25 Mei 2020.

Sebagai informasi, Kematian George Floyd saat itu turut memicu demonstrasi hingga kerusuhan di sejumlah kota di Amerika Serikat.

Masyarakat mendesak kepolisian di AS meninggalkan kultur kekerasan dan sikap brutal dalam menghadapi masyarakat.

Reza menilai, sikap permintaan maaf dan penyesalan itu sangat penting sebagai wujud penyesalan terhadap masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dalam kejadian itu.

"Berbeda dengan urusan pidana dan etik yang barangkali akan selesai beberapa pekan atau beberapa bulan, luka batin masyarakat pasti akan menganga dalam waktu yang sangat lama," ucap Reza.

Meski demikian, Reza berharap Polri tak hanya meminta maaf, namun juga membenahi diri untuk serius menjalankan reformasi di internal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com