Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Penyebab Harga Paket Kuota Telkomsel yang Semakin Mahal, Ini Penjelasan Operator

Kompas.com - 08/10/2022, 18:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan soal harga paket kuota Telkomsel yang dinilai semakin mahal, viral di media sosial Twitter.

Twit itu diunggah oleh akun ini pada Rabu (5/10/2022).

Salah satu komentar warganet dalam unggahan itu menyoroti penyebab mahalnya harga paket kuota Telkomsel saat ini.

Menurutnya, harga paket Telkomsel menerapkan algoritma di mana ketika paket itu sering dibeli maka harganya akan semakin mahal.

"Telkomsel pake algoritma pake sering beli paket makin mahal. Ngakalinnya kalo di hp ada slot 2 kartu. Mending pake 2 kartu tiap bulan beli paketnya gantian. Mau Telkomsel x Telkomsel atau Telkomsel x Provider lain," tulis akun ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh warganet lainnya.

"Telkomsel saat ini menurut mimin memang aneh, kalau diliat secara saksama pihak Telkomsel memakai metode algoritma kenaikan harga. Yang biasa pakai data telkomsel pasti faham, semakin kita sering beli paket data maka akan semakin mahal paket data tersebut, sangat konyol!" ungkap akun ini,

Hingga Sabtu (8/10/2022), twit itu telah dikomentari sebanyak 3.859 kali, dibagikan kepada 8.340 akun, dan disukai lebih dari 47.000 warganet.

Lantas, benarkah penyebab harga paket kuota telkomsel yang semakin mahal lantaran algoritma tersebut?

Baca juga: Penjelasan Telkom soal Kabar Rencana Penggabungan IndiHome dengan Telkomsel

Penjelasan Telkomsel

Perusahaan Telkomsel membantah narasi soal algoritma harga paket kuota Telkomsel yang semakin sering dibeli justru akan semakin mahal.

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan penyebab harga paket kuota Telkomsel bukan ditentukan oleh algoritma seperti itu.

"(Harga paket kuota Telkomsel ditentukan) dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yang mempengaruhi keberlanjutan bisnis perusahaan di industri telekomunikasi," terangnya, dikutip dari keterangan resmi yang diperoleh Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Adapun sejumlah faktor yang dimaksud, di antaranya pergerakan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, tingkat konsumsi layanan, pergerakan ekonomi secara nasional maupun global, hingga penyesuaian terhadap pemberlakuan regulasi baru (jika ada).

Menurutnya, penyesuaian harga layanan paket data merupakan hal yang umum dilakukan pelaku bisnis telekomunikasi.

Terlebih saat ini seluruh industri termasuk telekomunikasi sedang memasuki tahap pemulihan setelah masa pandemi Covid-19 yang cukup menantang.

Baca juga: Cara Mudah Registrasi Kartu Telkomsel via SMS

Ilustrasi harga paket internet Telkomsel.Dok Telkomsel Ilustrasi harga paket internet Telkomsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com