Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Tidak Boleh Mengucek Mata Saat Terkena Gas Air Mata

Kompas.com - 04/10/2022, 19:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gas air mata dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) mendapat banyak sorotan. 

Gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah tribun penonton memicu kepanikan, sesak napas, berdesak-desakan menuju pintu keluar stadion hingga menimbulkan banyak korban jiwa. 

Sebanyak 125 orang tercatat meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut. 

Terkena gas air mata jangan dikucek

Beberapa warganet menyebut, jika terkena gas air mata, maka sebaiknya mata tidak dikucek.

"Pernah kena gas air mata waktu demo buruh di depan gedung DPR asli pedih mana ga bole dikucek dadanya sesek," tulis akun Twitter ini.

"Gw pernah sekali kena gas air mata, cuma lewat pas ada demo, gak sengaja berada di tengah tengah masa. Padahal gw gak ikut demo, cuma kejebak. Gw sesak napas gila, padahal gw pengidap asma. Mata perih banget sampe gak kuat bukanya, gak boleh dikucek juga. Dan pasti bikin panik," ujar warganet lain.

Lalu, bagaimana penjelasan medis mengenai jika gas air mata terkena mata, apakah mata tidak boleh dikucek?

Baca juga: 4 Tragedi Dunia karena Gas Air Mata dan Kelalaian Pihak Keamanan

Penjelasan dokter spesialis mata

Dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dr Grimaldi Ihsan mengatakan, memang betul mata yang terkena gas air mata sebaiknya tidak dikucek.

"Iya (tidak dikucek), karena gas air mata itu kan mengandung zat kimia aktif yang mengiritasi. Jangan dikucek karena dapat memperburuk keadaan," ujar Grimaldi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/9/2022).

Ia menjelaskan, jika gas air mata mengenai mata, segera cari air bersih yang mengalir untuk menghilangkan efek gas air mata.

"Kalau kena mata, baiknya segera dibilas dengan air bersih yang mengalir selama 10-15 menit," lanjut dia.

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU) Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Odol tidak bisa menangkal efek gas air mata

Selain itu, pasta gigi atau odol disebut bisa menangkal efek pedihnya gas air mata di wajah.

"Suatu saat kalo mau nonton bola jangan lupa bawa odol, kacamata, masker dobel, air 1 L, biar kalo dilempar gas air mata bisa diminimalisir. Udah macem kaya orang demo aja ya.." tulis akun Twitter ini.

"Pernah merasakan gas air mata ketika demo, gilak di mata sakit, obatnya pake odol, buat nafas pun susah, kalo ini udah hilang pengelihatan dan susah bernafas di tengah ribuan orang yang berebutan keluar (tidak bisa membayangkan)," tulis warganet lainnya.

Baca juga: Bahaya Gas Air Mata dan Larangan FIFA soal Penggunaannya di Stadion

Namun, hal itu kemudian diluruskan oleh peneliti dari Peneliti Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Haryono.

Menurut Agus, mengoleskan pasta gigi atau odol di sekitar mata tidak membuat efek gas air mata menjadi lebih ringan. Sebab odol tidak berpengaruh untuk mengatasi efek gas air mata.

"Biasanya ada yang mengolesi wajah dengan odol untuk mencegah nyeri gas air mata. Tapi, sebenarnya tidak ngefek apa-apa," ujar Agus dikutip dari Kompas.com, (8/10/2020).

Agus mengatakan, untuk mengurangi rasa pedih akibat terkena gas air mata, seseorang bisa menggunakan air bersih.

Ia menjelaskan, air bersih bisa menurunkan konsentrasi gas air mata dengan jenis Chlorobenzalmalonitrile atau CS yang terkena mata seseorang.

"Secara teori, jika kita terkena senyawa CS memang disarankan untuk menyiram air bersih yang mengalir dalam beberapa waktu, untuk menurunkan konsentrasi CS pada kulit," ujar Agus.

"Jadi, ketika disiram dengan air, bukan seketika gas air mata tidak berfungsi, melainkan air ini bisa membantu menurunkan rasa nyeri," lanjut dia.

Baca juga: 5 Fakta Gas Air Mata: Kandungan, Efek hingga Cara Menghilangkannya

 

Bahaya gas air mata

Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).(KOMPAS.COM/Imron Hakiki) Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Dilansir dari situs resmi CDC, (4/4/2018), orang yang terkena gas air mata dalam dosis besar maka berpotensi mengalami paparan jangka panjang.

Ini diperburuk jika paparan tersebut berada di tempat tertutup.

Paparan jangka panjang dari gas air mata dapat menyebabkan efek parah sebagai berikut:

  • Kebutaan
  • Glaukoma (kondisi mata serius yang dapat menyebabkan kebutaan)
  • Kematian segera karena luka bakar kimia parah di tenggorokan dan paru-paru
  • Kegagalan pernapasan yang mungkin mengakibatkan kematian

Selain itu, paparan yang terlalu lama, terutama di area tertutup, dapat menyebabkan efek jangka panjang seperti masalah mata termasuk jaringan parut, glaukoma, dan katarak, dan mungkin dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma.

Jika gejala hilang segera setelah seseorang dijauhkan dari paparan agen anti huru hara, efek kesehatan jangka panjang tidak mungkin terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com