KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan adanya potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia pada 3-8 Oktober 2022.
Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas serta aktifnya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin.
Hal itulah yang kemudian meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (3/10/2022), BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem untuk periode 3-8 Oktober 2022.
Adapun cuaca ekstrem yang dimaksud yakni curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Berikut daftar wilayahnya:
Baca juga: 29 Daerah Diprediksi Hujan Sedang-Lebat Sepekan Ini, Mana Saja?
Senior Forecaster BMKG, Irsal Yuliandri mengatakan, potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan masih terjadi di Indonesia hingga saat ini.
"Terpantau di awal Oktober, beberapa wilayah di Indonesia memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan," ujar Irsal saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/10/2022).
"Kemudian, akan terjadi peningkatan potensi thunderstrom (hujan kilat petir) yang bisa mengakibatkan terjadinya angin puting beliung dan hujan es," lanjut dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari. Ia menyampaikan bahwa sampai saat ini sudah 40 persen wilayah Indonesia yang berada di zona musim hujan.
Informasi itu terlihat pada peta Analisis Perkembangan Musim Hujan 2022.
"Sampai saat ini sudah 40 persen Zona Musim yang diidentifikasi masuk musim hujan, pada peta yang berwarna hijau," ujar Supari saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Prediksi Awal Musim Hujan di Indonesia 2022/2023 dan Puncaknya
Sementara itu, ada 60 persen wilayah yang masih mengalami musim kemarau pada Oktober 2022.
"Pada peta yang berwarna coklat artinya daerah yang masih kemarau, artinya belum memenuhi kriteria musim hujan," kata dia.
Adapun kriteria penentuan awal musim, baik musim hujan maupun musim kemarau, didasarkan pada jumlah curah hujan yang dihitung per dasarian dengan ketentuan sebagai berikut: