Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Tragedi Kanjuruhan Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan | Bahaya Gas Air Mata yang Dilarang FIFA di Stadion

Kompas.com - 03/10/2022, 05:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Editor

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) menjadi pertandingan sepak bola terkelam dalam sejarah Indonesia.

Sebanyak 125 orang tewas dalam kerusuhan pasca lanjutan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya yang berkesudahan 2-3 untuk tim tamu.

Sementara itu apabila dilihat dari jumlah korban, tragedi tersebut juga menjadi salah satu yang terbanyak di dunia.

Populer Tren

Selain mengenai Tragedi Kanjuruhan, sejumlah berita juga banyak mendapat perhatian pembaca di laman Tren.

Selengkapnya, berikut ini Populer Tren sepanjang Minggu (2/10/2022) hingga Senin (3/10/2022).

1. Tragedi Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Mobil K-9 dibalik oleh supporter Aremania dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).(KOMPAS.COM/Imron Hakiki) Mobil K-9 dibalik oleh supporter Aremania dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) menjadi salah satu pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah.

Dilaporkan sebanyak 127 orang tewas, 34 meninggal di rumah sakit, dan 180 dirawat, setelah terjadinya kerusuhan seusai pertandingan yang berkesudahan 2-3 untuk Persebaya.

Dikutip dari Priceonomics, pertandingan paling mematikan di dunia adalah insiden di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964.

Sebanyak lebih dari 300 orang dilaporkan tewas karena terjebak gas air mata dan berdesakan untuk keluar stadion. Pertandingan tersebut adalah kualifikasi Olimpiade 1964 antara tuan rumah Peru melawan Argentina.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

127 Tewas, Laga Arema FC Vs Persebaya Jadi Salah Satu Pertandingan Paling Mematikan dalam Sejarah

 

2. Bahaya gas air mata yang dilarang FIFA

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU) Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.

Penggunaan gas air mata saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 127 orang, Sabtu (1/10/2022) menuai sorotan.

Sebab federasi sepak bola internasional FIFA telah melarang penggunaan gas air mata di stadion.

Dilansir dari Medical News Today, gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.

Efek khas dari penggunaan gas air mata adalah rasa terbakar, sensasi berair di mata, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit.

Selain itu, efek gas air mata juga bisa menimbulkan kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan dan kemarahan.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Bahaya Gas Air Mata dan Larangan FIFA soal Penggunaannya di Stadion

3. Media asing soroti Tragedi Kanjuruhan

Media asing menyoroti Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orangscreenshoot daily star Media asing menyoroti Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang

Sejumlah media asing atau luar negeri menyoroti Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 127 orang.

Kerusuhan itu terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada bagian laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Para suporter turun ke lapangan lantaran tak terima atas kekalahan tim Arema FC saat menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Kerusuhan memuncak ketika gas air mata dilontarkan untuk mengurai suporter yang semakin tidak terkendali.

Akibatnya, korban jiwa dan korban luka-luka mulai berjatuhan. Tak hanya menjadi kabar memilukan bagi sepak bola Indonesia, Tragedi Stadion Kanjuruhan juga mendapat sorotan media asing.

Selengkapnya bisa disimak di sini:

Media Asing Soroti Tragedi Kanjuruhan Malang yang Menewaskan 127 Orang

 

4. Cara cek penerima BSU tahap 4

Status penerima BSU 2022 di bsu.bpjsketenagakerjaan dan kemnaker.go.id berbedatangkapan layar situs bsu.bpjsketenagakerjaan Kompas/Alinda Status penerima BSU 2022 di bsu.bpjsketenagakerjaan dan kemnaker.go.id berbeda

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan, bantuan langsung tunai (BLT) berupa bantuan subsidi gaji atau upah (BSU) tahap 4 direncanakan mulai disalurkan pada Senin (3/10/2022).

Perlu diketahui, syarat penerima BSU salah satunya yakni telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan minimal 1 tahun.

"InsyaAllah di awal-awal minggu depan, mungkin mudah-mudahan Senin (penyaluran BSU tahap 4)," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (30/9/2022).

Simak cara cek BSU tahap 4 bisa dilihat di sini

5. Cara ampuh turunkan berat badan

Seorang wanita asal AS mampu menurunkan berat badan dari 135 kilogram menjadi 70 kilogram saja, setelah melakukan program penurunan berat badan sejak Januari 2021.Dokumentasi Lisa Dove Seorang wanita asal AS mampu menurunkan berat badan dari 135 kilogram menjadi 70 kilogram saja, setelah melakukan program penurunan berat badan sejak Januari 2021.

Berikut cara terbukti menurunkan berat badan tanpa diet:

  • Kardio di pagi hari sebelum makan
  • Lebih banyak tidur
  • Minum air sebelum makan
  • Makan lebih banyak protein
  • Tambah kadar vitamin D
  • Hindati stres
  • Angkat beban secara teratur
  • Diet puasa

Penjelasan selengkapnya bisa disimak di sini: 

Cara Ampuh Turunkan Berat Badan Tanpa Bersusah Payah Diet, Apa Saja?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com