Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Warteg, Bisnis Kuliner Lokal yang Tak Lekang oleh Waktu

Kompas.com - 17/09/2022, 13:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

WARTEG (Warung Tegal) sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya (Ayodya, 2010).

Warteg merupakan salah satu usaha kuliner lokal berskala mikro yang menyediakan berbagai macam sajian makanan khas daerah Tegal dari Jawa Tengah dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Penyajiannya makanannya sangat sederhana, yaitu secara prasmanan atau dilayani dengan jenis makanan yang bervariasi mulai dari sayur hingga lauk. Tidak ada yang spesifik.

Umumnya, warteg buka dari pagi hingga malam hari, bahkan 24 jam sehari untuk menyediakan sarapan, makan siang, hingga makan malam dengan harga yang sangat bersahabat di kantong konsumen.

Baca juga: Siasati Kenaikan Harga BBM, Pengusaha Warteg: Tempe Jadi Setipis Kartu ATM

Awalnya, warteg dikelola masyarakat yang berasal dari tiga desa, yaitu Desa Sidapurna, Sidakaton, dan Krandon yang terletak di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal kemudian berkembang menjadi bisnis kuliner lokal yang tersebar baik di dalam hingga di luar pulau Jawa.

Di samping motif ekonomi, menjamurnya warteg di berbagai daerah terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dikarenakan warteg sudah menjadi tradisi yang sudah dilakukan oleh generasi warga dari daerah itu.

Bagi warga Tegal, khususnya Desa Cabawan, budaya merantau dan usaha warteg di kota-kota besar, terutama Jakarta, sudah menjadi tradisi turun temurun karena kota-kota besar diromantisasi oleh mereka sebagai ruang untuk mengubah nasib menjadi lebih baik (Maria, 2005).

Berdasarkan data asosiasi warteg, setidaknya terdapat lebih dari 34.000 warteg yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya, belum lagi ribuan warteg lainnya yang belum atau tidak tercatat oleh institusi pemerintah maupun asosiasi swasta (Sugiana, et al, 2019).

Kehadiran warteg di ibu kota dimulai sejak tahun 1970-an dan diinisiasi oleh anggota komunitas yang berasal dari daerah Sidapurna dan Sidakaton, Tegal. Para pemiliknya kemudian bergabung dalam asosiasi Koperasi Warung Tegal atau Kowarteg untuk mengembangkan bisnis mereka di Jakarta.

Secara sosial budaya, warteg tidak hanya menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, tetapi juga sebagai tempat banyak orang untuk saling bertukar berbagai informasi mulai dari hal-hal yang remeh temeh hingga perihal politik.

Romantisasi kesuksesan dalam konteks urban

Para pemilik warteg memiliki keterikatan sosial-budaya yang sangat kental dalam menjalankan usaha mereka, budaya saling membantu antar pemiliknya yang berasal dari daerah yang sama sangatlah kuat.

Budaya kekerabatan juga tercermin dari sistem kerja para pemilik warteg. Umumnya mereka mengelola wartegnya secara bergantian selama tiga bulan sekali, yang kemudian digilir dengan saudara atau kerabat lainnya.

Asytuti (2015) mengatakan, pedagang warteg terdahulu memiliki kontribusi besar dalam membantu para migran yang berasal dari Kota Tegal dan berencana membuka bisnis serupa.

Artinya, pedagang warteg baru akan dibantu pedagang yang sudah berpengalaman mulai dari pemilihan lokasi bisnis hingga modal awal sehingga keterikatan budaya inilah yang menjadi salah satu faktor kunci mengapa warteg banyak berkembang pesat di kota-kota besar.

Hal tersebut tentunya berdampak positif pada peningkatan pendapatan lokal dan secara langsung berkontribusi terhadap perubahan gaya hidup serta pertumbuhan ekonomi di desa. Cerita tentang kesuksesan mereka di kota besar kemudian menjadi daya pikat bagi warga Tegal untuk merantau ke kota besar dan akhirnya menjelma menjadi identitas kaum urban Tegal di Jakarta.

Baca juga: Penampakan Warteg Berdiri Kokoh di Antara Rumah-rumah yang Terbakar di Simprug Jaksel

Seiring waktu, kepemilikan warteg mengalami perubahan yang sebelumnya hanya dimiliki perorangan menjadi sebuah paguyuban untuk orang yang memiliki kekerabatan berdasarkan kampung halaman maupun tidak.

Dari hal ini, konsepsi tentang warteg memberikan gambaran akan kerja sama berbasis ekonomi yang mengandalkan nilai-nilai tertentu seperti pengertian, kesamaan konsepsi, dan motivasi serta nilai-nilai sosial lain seperti kepercayaan di antara pemiliknya.

Filosofi warteg

Warteg sangat mudah dikenali karena memiliki ciri khas tersendiri dari segi bagunan. Banguan warteg rata-rata berukuran 15-20 meter dan bercat biru yang menyimbolkan kampung halaman pemilik warteg, yaitu Kota Tegal yang merupakan daerah pesisir pantai atau simbol kelautan.

Penggunaan akronim warteg (Warung Tegal) dan pengusaha warteg telah memiliki identitas di daerah perkotaan yaitu sebagai warung pinggir jalan yang merujuk kepada usaha yang dijalankan pengusaha kecil.

Secara filosofis, warteg memiliki banyak makna simbolis. Misalnya, dua pintu yang terletak di sisi kanan dan kiri banguan yang menjadi ciri khas warteg pada umumnya memiliki arti tertentu. Budayawan asal Tegal Yono Daryono mengatakan bahwa simbol tersebut mengandung makna banyak rejeki.

Dari segi arsitektur, penempatan dua pintu di sisi kanan kiri bangunan dinilai efektif untuk mencegah antrean panjang pembeli karena karakterisik bangunan warteg yang tidak terlalu luas sehingga pemanfaatan lahan yang kecil sangat dipikirkan oleh mereka supaya pengunjung dapat keluar masuk warteg tanpa harus saling berdesakkan satu sama lain.

Tidak hanya itu, penggunaan lemari kaca untuk menempatkan berbagai jenis makanan yang ditawarkan warteg juga sangat memudahkan pembeli memilih makanan yang mereka suka, tanpa harus berpindah tempat yang berpotensi mengganggu pembeli lainnya.

Makanan yang disajikan pun identik dengan makanan khas pertanian lokal, seperti sayur lodeh, sayur asem, tempe orek, sayur daun singkong, sayur bayam, tumis kangkung, sambal. Yono Daryono mengatakan, hal itu merupakan hasil tani dan ladang masyarakat setempat yang dimasak dengan bumbu minimalis supaya harganya terjangkau.

Lalu, bangku panjang yang umumnya terdapat di depan lemari kaca untuk pengunjung yang ingin makan di tempat. Keberadaan bangkut  semacaram itu diartikan sebagai simbol kesetaraan (equality). Mereka yang datang dari berbagai kalangan dan kelas dapat saling berbincang-bincang tentang berbagai topik sambil menyantap hidangan warteg.

Dari konsep tradisional ke modern

Seiring perkembangan zaman, dari segi konsumen warteg juga telah mengalami pergeseran makna. Dulunya identik dengan kelas menengah bawah kini kerap dinikmati oleh semua golongan. Konsep bangunannya pun telah mengalami perubahan, khususnya dari segi warna bangunan, dari mulai biru, hijau, oranye, dan banyak lagi.

Baca juga: Mau Buka Warteg? Segini Modal yang Dibutuhkan dan Tips Memulainya

Tidak hanya itu, sebagai salah satu bisnis kuliner, warteg juga bisa dikatakan sebagai usaha yang tidak hilang termakan zaman. Bagaimana tidak? Bisnis yang awalnya dikelola oleh masyarakat secara sederhana kini telah menjelma sebagai gerai makanan dengan konsep franchise seperti restoran cepat saji McDonald dan KFC.

Kharisma Bahari adalah warteg berkonsep waralaba franchise di Indonesia yang dikelola oleh PT. Indomakmur Jaya Sukses (IJS). Warteg yang khas dengan bangunan berwarna hijau dan desain interior kekinian mirip restoran ini bahkan telah mendapatkan salah satu kategori penghargaan Top Franchise Business Opportunity pada tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Tren
Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com