Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Covid-19 Ringan sampai Berat, Apa Saja?

Kompas.com - 02/09/2022, 10:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih belum selesai, meski kasus yang dilaporkan telah menurun.

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, China.

Lantas, apa saja gejalanya?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala Covid-19 bervariasi pada orang yang terinfeksi.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Selain itu disebutkan bahwa Covid-19 kebanyakan orang yang terinfeksi akan mengalami penyakit pernapasan ringan sampai sedang dan sembuh tanpa rawat inap.

Akan tetapi penyakit ini bisa menjadi parah dan memerlukan bantuan medis pada beberapa kalangan.

Orang tua atau lansia dan orang-orang yang memiliki kondisi medis mendasar atau komorbid, seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, atau kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius.

Siapapun dapat terinfeksi Covid-19 dan menjadi parah atau meninggal pada usia berapapun.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Global 1 September 2022


Gejala umum Covid-19

Ilustrasi sakit tenggorokan gejala Covid-19 Omicron, cara mengobati sakit tenggorokan Covid-19 Omicron. Shutterstock/aslysun Ilustrasi sakit tenggorokan gejala Covid-19 Omicron, cara mengobati sakit tenggorokan Covid-19 Omicron.

Gejala Covid-19 yang paling umum, yaitu:

  1. Demam
  2. Batuk
  3. Kelelahan
  4. Kehilangan rasa atau bau.

Gejala yang kurang umum, yaitu:

  1. Sakit tenggorokan
  2. Sakit kepala
  3. Sakit dan nyeri
  4. Diare
  5. Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau kaki
  6. Mata merah atau iritasi.

Baca juga: Gejala Awal Stroke, Ketahui Sebelum Terlambat!

Gejala serius, yaitu:

  1. Kesulitan bernapas atau sesak napas
  2. Ketidakmampuan bicara atau mobilitas, atau kebingungan
  3. Sakit dada.

Rata-rata dibutuhkan 5-6 hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun bisa memakan waktu hingga 14 hari.

WHO menyarankan untuk mencari pertolongan medis segera jika seseorang mengalami gejala serius.

Baca juga: Gejala Awal Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?

Gejala ringan Covid-19

Ilustrasi anak batuk dan pilek, kenapa anak sering batuk dan pilek, penyebab anak sering batuk dan pilek, batuk dan pilek anak gejala Covid-19. Shutterstock/kwanchai.c Ilustrasi anak batuk dan pilek, kenapa anak sering batuk dan pilek, penyebab anak sering batuk dan pilek, batuk dan pilek anak gejala Covid-19.

Sementara itu dilansir laman Kemenkes, dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 terdapat 5 derajat gejala Covid-19, yaitu:

  1. Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis
  2. Gejala ringan
  3. Gejala sedang
  4. Gejala berat
  5. Kritis.

Adapun yang dimaksud dengan gejala ringan, yakni pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen lebih dari 95 persen.

Gejala umum yang muncul antara lain demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.

Baca juga: Gejala Awal Diabetes, Apa Saja?

Gejala berat Covid-19

Ilustrasi anosmia, kehilangan bau atau hilangnya kemampuan indera penciuman menjadi gejala Covid-19 paling umum. Saat ini, terapi vitamin A dengan diteteskan ke hidung sedang diujicobakan, untuk obati anosmia pada pasien Covid-19.SHUTTERSTOCK/E.Va Ilustrasi anosmia, kehilangan bau atau hilangnya kemampuan indera penciuman menjadi gejala Covid-19 paling umum. Saat ini, terapi vitamin A dengan diteteskan ke hidung sedang diujicobakan, untuk obati anosmia pada pasien Covid-19.

Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).

Gejala sedang, yaitu pasien dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93 persen.

Sementara itu gejala berat, yakni pasien dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen kurang dari 93 persen.

Kemudian pasien kritis adalah pasien dengan gejala gagal napas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Sering Tidak Disadari

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com