Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Menyoroti Konsorsium 303 | Kronologi Penggerebekan yang Menewaskan Kakek Sarijan

Kompas.com - 25/08/2022, 05:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah artikel menghiasi laman Tren Kompas.com sepanjang Rabu (24/8/2022) hingga Kamis (25/8/2022) pagi.

Pemberitaan mengenai Konsorsium 303 mendominasi minat masyarakat. Mulai dari tanggapan Polri, dan sangkut pautnya dengan nama Ferdy Sambo.

Selain soal Konsorsium 303 yang tengah menyita perhatian masyarakat, ada pula pemberitaan kronologi penggerebekan maut yang menewaskan Kakek Sarijan.

Berikut berita populer Tren sepanjang Rabu (24/8/2022):

1. Menyoroti Konsorsium 303

Grafik bernama "Konsorsium 303 Kaisar Sambo" menjadi pembicaraan panas di tengah masyarakat.

Pasalnya, dalam grafik tersebut keterangan sejumlah sosok yang diduga terlibat kasus judi online berikut perannya. Di dalamnya ada beberapa nama petinggi Polri hingga crazy rich yang disebutkan terlibat dalam isu "Konsorsium 303" tersebut.

Bahkan nama Ferdy Sambo, eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, juga dikatakan ada di situ.

Mengenai tanggapan Polri soal grafik ini, bisa dibaca di artikel berikut: 

Menyoroti Konsorsium 303: Arti, Tanggapan Polri, dan Terseretnya Nama Ferdy Sambo


2. Kronologi penggerebekan yang menewaskan Kakek Sarijan

Penggerebekan kasus narkoba berbuntut tragis. Kakek Sarijan atau SA (60) asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) diduga meninggal dunia karena dianiaya oknum polisi ketika digerebek di rumahnya atas dugaan kasus narkoba.

Satuan Reserse Narkoba Polres Banjar, Kalsel menyergap SA di rumahnya yang beralamat di Desa Pemangkih Baru, Kabupaten Banjar, Kamis (29/1/2021) dini hari.

Buntut dari penggerebekan maut ini, 6 personel Satuan Reserse Narkoba Polres Banjar, Kalsel kini ditetapkan sebagai tersangka.

Kronologi selengkapnya ada di artikel ini: 

Kronologi Penggerebekan Maut yang Menewaskan Kakek Sarijan

3. Pengertian dan gejala tumor otak

Tumor otak bisa menyerang siapa saja, baik usia anak-anak maupun orang dewasa.

Orang yang mengidap tumor otak biasanya mengalami beberapa gejala, baik gejala yang tampak maupun gejala yang tidak kentara secara fisik.

Meski termasuk penyakit yang cukup serius, tumor otak bisa dikenali dengan melihat gejala dan diagnosis untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan.

Berikut mengenai gejala, diagnosis dan pengobatan dari tumor otak: 

Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya

Kenali gejala dari tumor otak.Unsplash/Robina Weermeijer Kenali gejala dari tumor otak.

4. 24 polisi yang dimutasi ke Yanma Polri

Kasus pembunuhan Brigadir J dengan Ferdy Sambo sebagai tersangka utama menyeret banyak pihak.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit sampai memutasi 24 personel kepolisian.

Mutasi ini disebut sebagai buntut dari penanganan kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Keputusan mutasi ini tertuang dalam surat telegram Nomor: ST/1751/VIII/KEP./2022 tanggal 22 Agustus 2022 dan ditandatangani oleh Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri atas nama Kapolri.

Berikut nama personel tersebut: 

Perincian 24 Polisi yang Dimutasi ke Yanma Polri Buntut Kasus Brigadir J


5. Kini Jerman telah berubah

Tulisan kolom oleh Jaya Suprana berjudul "Kini Jerman Telah Berubah" juga menjadi berita terpopuler Tren sepanjang Rabu (24/5/2022).

Tulisan ini berpijak dari skandal panitia penyelenggara Documenta XV di Kasel, Jerman yang tega memberangus karya seni para seniman Indonesia dengan alasan para seniman Indonesia mengekspresikan paham antisemitisme sekaligus zionisme.

Menurut Jaya Suprana, jika peristiwa penghianatan terhadap kebebasan ekspresi karya seni tersebut terjadi di Indonesia pada masa Orba, mungkin masih lumrah. Masalahnya, ini terjadi di Jerman. Itu yang membuatnya jadi "luar biasa".

Selengkapnya, bisa dibaca di sini: 

Kini Jerman Telah Berubah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com