Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia dan Gejalanya

Kompas.com - 20/08/2022, 19:40 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi adanya kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada 23 pasien suspek cacar monyet, satu di antaranya terkonfirmasi positif. Sementara 22 lainnya negatif.

"Satu terkonfirmasi dari DKI Jakarta, laki-laki (usia) 27 tahun," ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril dalam Press Conference Penemuan Pasien Pertama Terkonfirmasi Monkeypox, Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Update Cacar Monyet di Indonesia, Gejala hingga Pencegahannya

Syahril menjelaskan, pasien pertama terkonfirmasi cacar monyet ini diketahui setelah melakukan sejumlah pemeriksaan dan terdiagnosis pada Jumat (19/8/2022) malam.

"Saat ini, pasien dalam keadaan baik-baik saja. Dalam istilah Covid-19 gejalanya ringan. Pasien tidak perlu dirawat di ruang isolasi, tapi cukup isolasi mandiri di rumah," katanya lagi.

Berdasarkan keterangan Syahril, pasien tersebut terkonfirmasi cacar monyet usai bepergian dari luar negeri.

Kendati demikian, Syahril enggan menyebutkan secara spesifik lokasi negara yang baru saja dikunjungi oleh pasien tersebut.

Baca juga: Suspek Cacar Monyet di Indonesia, Kenali Gejala, dan Cara Penularannya


Gejala cacar monyet

Ilustrasi cacar monyet, apa itu cacar monyet, gejala cacar monyet, penyebab cacar monyet, cara mengobati cacar monyet.  Shutterstock/Paco Burgada Ilustrasi cacar monyet, apa itu cacar monyet, gejala cacar monyet, penyebab cacar monyet, cara mengobati cacar monyet.

Syahril menambahkan, sejumlah gejala muncul dan dirasakan oleh satu pasien yang terkonfirmasi cacar monyet tersebut.

Pasien imbuhnya, merasakan sejumlah gejala-gejala cacar monyet, di antaranya yakni demam, pembesaran kelenjar, hingga ruam di telapak tangan dan kaki.

"Tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar. Tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat," katanya lagi.

Baca juga: India Jadi Negara Asia Pertama dengan Kasus Kematian Cacar Monyet

Sebagai informasi, gejala cacar monyet terbagi menjadi dua periode, yakni periode masa invasi selama 0-5 hari dan masa erupsi 1-3 hari dengan rincian sebagai berikut:

  • Gejala 0-5 hari: demam tinggi, sefalgia atau sakit kepala berat, pembesaran kelenjar getah bening/limfe, nyeri otot, serta astenia atau badan lemas.
  • Gejala 1-3 hari: munculnya ruam-ruam pada kulit, terutama di area wajah, kaki, telapak tangan, alat kelamin, serta selaput lendir mata.

Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Bagaimana Kesiapan Indonesia?

Penularan cacar monyet

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. Kasus pertama penularan cacar monyet dari manusia ke anjing ditemukan di Paris, Perancis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. Kasus pertama penularan cacar monyet dari manusia ke anjing ditemukan di Paris, Perancis.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dan tetesan pernapasan besar, seperti ludah atau lendir yang mengandung partikel virus.

"Penularan monkeypox ini adalah utama sekali melalui kontak langsung kepada penderita. Bisa dengan bersalaman, berpelukan, atau mungkin tidur bersama dan juga kontak dengan benda-benda atau barang-barang di sekitar pasien," jelas Syahril.

Halaman:

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

Tren
Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Tren
Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Tren
Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Tren
Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Tren
Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com