KOMPAS.com - Sejumlah negara kini kembali dihadapkan pada kenaikan kasus akibat varian baru di tengah upaya mereka menuju endemi Covid-19.
Kendati demikian, kenaikan kasus tidak membuat beberapa negara menerapkan kembali pembatasan seperti sebelumnya.
Kekebalan yang sudah terbentuk melalui vaksinasi dan infeksi Covid-19 menjadi faktor penting untuk menekan jumlah pasien dengan kondisi parah atau meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Rabu (17/8/2022) adalah sebagai berikut:
Sementara kasus aktif secara global mencapai 19.460.236 dengan rincian 19.415.902 dalam kondisi ringan dan 44.334 di antaranya kritis.
Baca juga: Dinkes DKI Sebut Anak Baru Sembuh Covid-19 Boleh Divaksinasi Campak Rubela
Di Indonesia, tren kasus masih konsisten di angka ribuan dalam dua bulan terakhir. Hal ini terjadi seiring ditemukannya subvarian Omicron.
Pada Selasa (16/8/2022), Indonesia melaporkan 5.869 kasus Covid-19, kembali naik setelah turun dalam empat hari terakhir.
Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 2.462 kasus dan Jawa Barat 1.158 kasus.
Dengan catatan angka kasus baru tersebut, positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 9,08 persen.
Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.
Baca juga: Bos Produsen Vaksin Pfizer Positif Covid-19
Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui versi terbaru dari booster vaksin Covid-19 Moderna.
Vaksin tersebut menargetkan dua varian virus corona, yaitu strain Omicron dan virus asli yang mulai menyebar pada 2020.
"Versi terbaru dari vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Moderna yang menargetkan dua varian virus corona (dikenal sebagai vaksin "bivalen") hari ini telah disetujui untuk dosis booster dewasa oleh Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) untuk memenuhi standar keselamatan, kualitas, dan efektivitas regulator Inggris," kata pemerintah Inggris dalam keterangan resminya, dikutip dari CNN.
Setengah dari booster atau yang disebut "Spikevax bivalent Original/Omicron", menargetkan jenis Covid-19 asli sementara setengah lainnya menargetkan Omicron.
Pemerintah Inggris mengatakan, keputusan untuk memberikan persetujuan ini didukung oleh MHRA, badan penasihat ilmiah ahli independen pemerintah, setelah meninjau bukti dengan cermat.