KOMPAS.com - Baru-baru ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa harga mi bakal naik tiga kali lipat.
Kenaikan harga mi insan itu dilatarbelakangi oleh mahalnya harga gandum akibat perang Rusia-Ukraina yang tak berkesudahan.
"Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," kata Syahrul, dilansir dari Kompas.com (9/8/2022).
Menurutnya, ketersediaan gandum di dunia tidak berkurang, hanya saja harganya akan sangat mahal karena konflik global membuat masalah pada rantai pasokan.
Lalu, benarkah harga mi akan naik tiga kali lipat?
Baca juga: Negara Pemakan Mi Instan Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Beda pendapat dengan Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan justru memastikan bahwa harga mi instan tidak akan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.
Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa tren harga gandum tengah mengalami kenaikan.
"Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen," ujarnya, dilansir dari Antara.
Sebaliknya, Zulkifli memprediksi bahwa harga gandum akan mengalami penurunan pada September nanti.
Pasalnya, kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu ke Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia.
Pasar gandum menjadi bebas dan dibanjiri oleh Ukraina. Sementara itu, jika sejumlah negara pemasok gandum mengalami keberhasilan panen, maka harga gandum diprediksi turun.
"Jadi kalau tiga kali tidak lah, kalau ada kemarin naik sedikit iya. Sehingga, inflasi kita 4 persen, 5 persen jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun," jelas Zulkifli.
Baca juga: Ini 3 Alasan India Larang Ekspor Gandum, Tak Hanya karena Invasi Rusia
Kabar kenaikan harga mi instan hingga 3 kali lipat juga dibantah oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang.
Franciscus menjelaskan, tepung terigu yang berasal dari gandum bukan menjadi satu-satunya komponen utama pembuatan mi instan.
Oleh karena itu, apabila harga bahan pokok tersebut naik, hal itu tidak akan mempengaruhi harga mi instan secara signifikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.