Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2022, 19:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - India, produsen gandum terbesar kedua di dunia, telah melarang ekspor gandum. Pengumuman itu disampaikan pada Sabtu (14/5/2022).

Menariknya, langkah tersebut dilakukan hanya beberapa hari setelah India mengatakan menargetkan rekor pengiriman tahun ini.

Larangan ekspor gandum tersebut salah satunya diprediksi akan membuat harga mie instan menjadi mahal.

Apa alasan India melarang ekspor gandum?

Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Ekonom : Bisa Bikin Harga Daging dan Telur Naik

1. Perang Rusia dan Ukraina

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (14/5/2022), harga gandum global telah meningkat lebih dari 40 persen sejak awal tahun karena invasi Rusia ke Ukraina.

Sebelum perang, Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global.

Namun, sejak invasi Rusia 24 Februari, pelabuhan Ukraina telah diblokir dan infrastruktur sipil serta gudang gandum dihancurkan.

2. Gelombang panas

Alasan kedua terkait larangan ekspor gandum India adalah gelombang panas atau suhu udara yang tiba-tiba naik tajam.

Dilansir Times of India, Sabtu (14/5/2022), pemerintah India awalnya yakin produksi akan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dengan total 111,32 juta ton.

Namun, kenaikan suhu yang tajam dan tiba-tiba pada pertengahan Maret membuat perkiraan produksi tidak mencapai target.

Hal itu membuat India memutuskan untuk memprioritaskan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.

Meskipun India merupakan produsen gandum terbesar kedua dunia, tapi India mengonsumsi sebagian besar dari apa yang dihasilkannya.

Baca juga: Penuhi Pasokan Dalam Negeri, India Larang Ekspor Gandum

3. Menjaga harga terkendali

Larangan ekspor gandum India bukanlah reaksi yang didorong oleh krisis, tetapi tindakan yang diperhitungkan untuk menjaga harga domestik tetap terkendali.

Menteri Perdagangan BVR Subrahmanyam menegaskan bahwa tidak ada krisis pasokan gandum di dalam negeri.

Pejabat itu menambahkan bahwa keputusan pemerintah akan membantu mengendalikan kenaikan harga domestik dan memenuhi kebutuhan pangan tetangga India serta negara-negara rentan.

Menteri perdagangan mengungkapkan alasan di balik keputusan larangan ekspor gandum. Tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan inflasi.

"Jadi, apa tujuan dari perintah ini. Apa yang dilakukannya atas nama larangan, kami mengarahkan perdagangan gandum ke arah tertentu. Kami tidak ingin gandum masuk dengan cara yang tidak teratur ke tempat-tempat yang mungkin ditimbun saja atau tidak digunakan untuk tujuan yang kita harapkan akan digunakan," kata Subrahmanyam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Tren
Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Tren
Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Tren
4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

Tren
Viral, Video Uang Kertas Emisi Terbaru Disebut Bisa Digunakan Saat Lebaran 2024, BI: Hoaks!

Viral, Video Uang Kertas Emisi Terbaru Disebut Bisa Digunakan Saat Lebaran 2024, BI: Hoaks!

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com