Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Napak Tilas Oliver Cromwell

Kompas.com - 24/07/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tahun 2002, BBC memaklumatkan hasil jajak pendapat tentang 10 tokoh Inggris yang dianggap paling penting di dalam sejarah Inggris.

Ternyata satu di antaranya adalah Oliver Cromwell yang dilahirkan pada 25 April 1599 di Huntington, Inggris.

Oliver Cromwell adalah negarawan merangkap Panglima Tentara Parlemen Inggris melawan Raja Charles 1 dalam Perang Saudara Inggris 1642-1651.

Kemudian Cromwell berkuasa sebagai satu-satunya Lord Protector yang berjaya mengambil alih kekuasaan monarki dalam sejarah Inggris mulai 1653 sampai 1658.

Tidak semua pihak suka hasil jajak pendapat BBC tersebut sebab Oliver Cromwell merupakan tokoh sangat kontroversial di dalam lembaran sejarah Inggris yang di satu sisi sangat dihormati, namun di sisi lain juga sangat dibenci.

Oliver Cromwell sangat dihormati sebagai pahlawan demokrasi oleh John Milton dan Thomas Carlyle maupun sebagai borjuis revolusioner oleh Leo Trotsky.

Namun di sisi lain dianggap sebagai diktator militer oleh Winston Churchill serta tiran yang bengis oleh sejarawan David Sharp.

Di Irlandia, Cromwell dihujat sebagai penjahat perang yang membantai ratusan ribu rakyat Irlandia ketika pulau tetangga di sisi Barat Inggris mulai memberontak demi melepaskan dari cengkeram kekuasaan Inggris.

Karier militer Cromwell memang berlumuran darah para musuh kerajaan Inggris bukan hanya di Irlandia dan Skotlandia, namun juga termasuk di Inggris sendiri.

Oliver Cromwell juga tersohor sebagai seorang umat Protestan yang sangat saleh, namun sangat intoleran terhadap penguasa Katolik.

Dan tentu saja Cromwell sangat dibenci oleh keluarga besar dinasti Stuart akibat menyeret raja
Charles I ke panggung pemenggalan kepala di pelataran Istana Whitehall, London Inggris.

Setelah Oliver Cromwell wafat pafa tahun 1658, putra mahkota Charles I kembali ke Inggris dari pengasingan di Perancis untuk bertahta sebagai Charles II langsung memerintahkan agar jenazah Cromwell untuk digali dari liang kubur lalu digantung dengan rantai untuk dipenggal kepalanya.

Dendam kesumat terhadap Oliver Cromwell sedemikian dahsyat sehingga bahkan juga ditimpakan kepada jenazahnya.

Terlepas apa pun pendapat para sejarawan tentang Oliver Cromwell, tidak terbantahkan adalah fakta sejarah membuktikan bahwa Oliver Cromwell yang memprakarasi demokrasi parlementer yang membatasi kekuasaan absolut para raja dan ratu Inggris yang masih berlaku sampai masa kini di kerajaan Inggris.

Semangat demokratisasi monarki Inggris yang dipaksakan oleh Oliver Cromwell kemudian menginspirasi Revolusi Kemerdekaan Amerika Serikat disusul Revolusi Perancis yang juga mengilhami Revolusi Bolshewik di Rusia serta Revolusi Komunis di Republik Rakyat China mau pun di Korea Utara dan Kuba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com