Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Banjir Juli, Tanggap Darurat di Garut, dan Fenomena Atmosfer...

Kompas.com - 19/07/2022, 06:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan daerah lainnya baru-baru ini diterjang banjir.

Fenomena banjir di Juli merupakan fenomena yang tidak biasa. Pasalnya, Juli disebutkan permulaan musim kemarau di Indonesia.

Pada Mei 2022, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variatif.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Beberapa daerah tercatat memasuki kemarau pada April, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni.

Artinya, semua wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau pada Juli 2022.

Namun, banjir justru menggenangi sejumlah daerah, seperti Bogor, Garut, Ciledug, Bandung, Tangerang, dan DKI Jakarta.

Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng

Tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Garut

Seorang warga berdiri di tumpukan sampah yang menyumbat aliran Sungai Cibuyutan, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021). ANTARA/HO-BPBD Garut Seorang warga berdiri di tumpukan sampah yang menyumbat aliran Sungai Cibuyutan, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021).

Di Garut, Jawa Barat, banjir bahkan memutus beberapa akses jembatan dan merendam 20 desa di 8 kecamatan.

Trending #PrayForGarut pun mengemuka selama 24 jam di Twitter.

Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor tertanggal 16 Juli 2022.

Status tanggap darurat tersebut terhitung sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022.

Baca juga: Analisis BMKG soal Banjir Jakarta, dari Penyebab hingga Fenomena La Nina

Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, 14 kecamatan terdampak banjir.  Antara lain Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya. Sebanyak 6.031 Kepala Keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa di antaranya mengungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melaporkan update kerugian meteril sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit di antaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas Pendidikan rusak ringan.

Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektar kolam ikan milik warga terdampak.

Baca juga: Terjadi Setiap Tahun, Apakah Banjir Rob Bisa Diantisipasi?

Sementara hujan deras dalam waktu lama menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com