Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bogor melaporkan, sebanyak 23 desa di 11 kecamatan dilanda bencana tersebut.
Akibatnya, 4.084 keluarga atau 16.420 jiwa terdampak bencana itu.
Banjir juga dilaporkan menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur di waktu yang sama.
Baca juga: Fenomena Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pesisir Jateng, Apa Itu?
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, fenomena-fenomena atmosfer bisa memicu terjadinya dinamika cuaca, sehingga mengakibatkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Menurutnya, ada beberapa fenomena atmosfer yang berpengaruh pada tingginya intensitas hujan saat kemarau kali ini.
Beberapa di antaranya adalah fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.
"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," kata Guswanto, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Untuk fenomena Dipole Mode, berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Adapun fenomena MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan skala regional.
Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng
Sementara itu, prakirawan cuaca BMKG Kota Bandung Yan Firdaus Permadhi menjelaskan, hujan yang turun selama hampir 24 jam disebabkan oleh fenomena Mesoscale Convective Complex (MCC).
MCC yang masih bagian dari Mesoscale Convective System (MCS) merupakan fenomena yang dicirikan dengan adanya perisai awan yang berbentuk quasi-circular (hampir lingkaran) dengan luas area inti awan mencakup lebih dari 50.000 km persegi serta suhu puncak awan IR1 kurang dari -52 derajat celsius.
"Kondisi awan tersebut bertahan minimun selama 6 jam dan menyebabkan cuaca buruk dan hujan ekstrem," kata Yan, dikutip dari Kompas.com.
Ia menuturkan MCS adalah sistem kompleks badai petir yang terorganisasi pada skala yang lebih besar dari badai individu tetapi lebih kecil dari siklon tropis.
Biasanya, kondisi ini berlangsung selama beberapa jam atau lebih.
Baca juga: Analisis BRIN soal Banjir Rob Semarang, Benarkah karena Fenomena Astronomis?
(Sumber: Kompas.com/Muhammad Syahrial, Ellyvon Pranita, Nur Rohmi Aida, Afdhalul Ikhsan | Editor: Holy Kartika Nurwigati, Rendika Ferri Kurniawan, Reni Susanti)
Infografik: Cara membersihkan rumah setelah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.