Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Maut di Cibubur, Korban Masuk ke Dalam Kolong Truk BBM

Kompas.com - 18/07/2022, 19:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan maut yang melibatkan truk Pertamina dan sejumlah kendaraan mobil dan motor terjadi di Jalan Alternatif Cibubur, Senin (18/7/2022) sekitar pukul 15.30 WIB.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan membenarkan adanya insiden kecelakaan beruntun tersebut.

"Iya benar ada kejadian tersebut dan ada korban yang meninggal dunia," ujar Zulpan, dilansir dari Kompas.com (18/7/2022).

Kendati demikian, Zulpan belum dapat menjelaskan secara rinci terkait kecelakaan truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dengan pemotor tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Maut Libatkan Truk Pengangkut BBM di Transyogi Cibubur, PT Pertamina Minta Maaf

Kronologi kejadian

Saksi mata bernama Reza (20) yang berada di kejadian menceritakan kronologi kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Alternatif Cibubur, Senin (18/7/2022) sore hari itu.

Reza mengatakan bahwa tabrakan beruntun tersebut terjadi ketika lampu lalu lintas berwarna merah tengah menyala.

Sopir truk Pertamina diduga tidak sadar bahwa lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Akibatnya truk Pertamina tersebut menabrak semua kendaraan yang sedang berhenti di depannya.

"Pengemudi truk seperti enggak tahu lampu merah, karena lampu merahnya baru (menyala)," ucap Reza, dilansir dari Kompas.com (18/7/2022).

Menurut Reza, sebanyak lima korban masuk ke dalam kolong truk tangki Pertamina bernomor polisi B 9598 BEH itu.

Dalam video yang beredar di media sosial, truk pengangkut BBM itu terlihat berhenti di sisi jalan. Adapun sejumlah sepeda motor tergeletak dalam kondisi rusak di kolong dan di sekitar truk Pertamina.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman mengatakan, lokasi kecelakaan maut di Cibubur itu memang memiliki kondisi jalan menurun.

"Ini TKP di Cibubur, ini truk Pertamina berjalan dari Pertamina ke Cileungsi di mana memang kondisi jalan menurun dan di posisi TKP ini memang ada kendaraan yang berhenti," ujar Latif, kepada Kompas.com (18/7/2022).

"Dan di situ tidak terlihat kendaraan, roda empat (ada) dua dan roda dua ada sepuluh," tambahnya.

Kendati demikian, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kecelakaan beruntun ini.

Baca juga: Kecelakaan Fatal Truk di Cibubur, Lokasi Dianggap Rawan

11 korban dilaporkan tewas

Hingga berita ini ditulis, Latif mengatakan bahwa total korban tewas berjumlah 11 orang. Seluruh korban itu telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Awalnya, 8 korban dilaporkan meninggal dunia. Namun usai dilakukan pengecekan lebih lanjut, jumlah korban dipastikan bertambah menjadi 11.

Pantauan di RS Polri sejak pukul 17.56 WIB hingga 18.23 WIB, sudah ada tiga ambulans tiba.

Kantong-kantong jenazah itu kemudian dibawa menuju Ruangan Instalansi Kedokteran Forensik RS Polri.

(Sumber: Kompas.com/ Penulis: Joy Andre, Tria Sutrisna | Editor: Irfan Maullana, Ivany Atina Arbi, Jessie Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com