Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Penemuan Tiga Mayat Dalam Mobil yang Tenggelam di Perairan Wando

Kompas.com - 02/07/2022, 16:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Siswa diperbolehkan belajar melalui experiential learning program sehingga tidak mempengaruhi absensi mereka.

Orang tua Cho Yoo-na mengatakan akan melakukan perjalanan selama satu bulan mulai dari 19 Mei hingga 15 Juni 2022.

Kendati demikian, pihak sekolah melaporkan bahwa Cho Yoo-na tetap tidak hadir di sekolah pada 16 Juni 2022. Pihak sekolah mengaku mengalami kesulitan saat mengubungi mereka melalui telepon.

Alhasil, petugas sekolah mengunjungi rumah Cho Yoo-na dan menemukan kotak surat yang dipenuhi dengan surat belum dibuka dan tidak ada orang di rumah. Mereka akhinya sepakat untuk mengajukan laporan orang hilang ke polisi pada 22 Juni.

Baca juga: Fakta Jane Toppan, Perawat Sadis Pembunuh 31 Pasiennya

Tidak berada di Jeju

Pihak kepolisian menindaklanjuti laporan orang hilang tersebut. Mereka menemukan fakta bahwa keluarga tersebut belum tiba di Jeju. Sebaliknya, keluarga tersebut justru pergi ke Wando dengan sedan Audi mereka pada 23 Mei 2022.

Selama di Wando, keluarga tersebut tinggal di wisma yang telah disewanya selama enam hari, yakni dari 24-31 Mei 2022. Selama mereka tinggal, pemilik wisma mengatakan bahwa keluarga tersebut selalu berada di kamar dan tidak keluar.

Pada 30 Mei 2022, keluarga Cho Yoo-na terlihat meninggalkan wisma pada malam hari sekitar pukul 11 malam waktu setempat, sehari lebih cepat dari jadwal check out.

Petugas menemukan rekaman CCTV yang menampilkan detik-detik ketika keluarga tersebut meninggalkan wisma.

Dalam rekaman tersebut, ibu Cho Yoo-na menggendong anak itu di punggungnya. Sementara ayahnya mengikuti di belakang sambil memegang kantong plastik di tangan kirinya. Ketiganya kemudian terlihat pergi dengan mobil mereka.

Polisi mengatakan ponsel Cho dan ibunya dimatikan di dekat wisma sekitar pukul 12:40 dan 1:09 dini hari.

Sementara ponsel ayahnya dimatikan sekitar pukul 04:15 di dekat Pelabuhan Songgok, sekitar empat kilometer dari wisma.

Baca juga: Misteri Kasus Pembunuhan Mahasiswi di Jepang, Polisi Periksa 75.000 Saksi hingga Janjikan Hadiah Rp 1 Miliar

Diduga terjerat utang

Dikutip dari The Korea Herald, polisi menduga keluarga tersebut bunuh diri karena mengalami kesulitan keuangan.

Pihak Kepolisian Gwangju Selatan menemukan bahwa keluarga tersebut mengalami kerugian finansial usai membeli mata uang kripto Luna.

Dugaan tersebut didasarkan oleh temuan kepolisian yang telah mempelajari riwayat pencarian situs web yang baru-baru ini dikunjungi orang tua Cho Yoo-na.

Pihak berwenang menemukan bahwa orang tua itu mencari Luna beberapa kali di portal internet sampai mereka dilaporkan hilang pada 30 Mei 2022.

"Mereka juga mencari secara online tentang obat tidur dan cara bunuh diri juga," ujar polisi.

Warga yang mengenal keluarga Cho Yoo-na sebelumnya mengatakan bahwa ayah Cho menderita kesulitan setelah menutup bisnisnya yang berhubungan dengan komputer pada Juli 2021.

"Utang kartu kredit keluarga diketahui mencapai lebih dari 100 juta won," terang polisi setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com