KOMPAS.com - Pemerintah mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster.
Hal ini disebabkan kasus harian Covid-19 di Indonesia yang sedang mengalami tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir.
Presiden Joko Widodo berharap kenaikan kasus Covid-19 tidak terjadi dalam kurun waktu kedepan dengan mengantisipasinya melalui vaksinasi booster.
“Kita berharap tidak ada kenaikan, tapi saya kira antisipasi kita sudah saya sampaikan juga sebulan, dua bulan yang lalu booster semuanya booster,” kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (17/6/2022).
Pemerintah telah menyediakan vaksin booster dalam jumlah yang banyak, namun saat ini kesulitan untuk mencari perserta vaksin tersebut.
"Sekarang ini kita ingin melakukakan booster mencari pesertanya itu yang kesulitan,” jelasnya.
Baca juga: Pandemi Membaik, Jokowi Minta Masyarakat Tetap Vaksin Booster, Ini Alasannya
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penangan Covid-19 per Jumat (17/6/2022) baru 48,6 juta masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi booster.
Sedangkan target sasaran vaksinasi secarana nasional adalah 208,2 juta penduduk.
Untuk vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 201 juta dan vaksinasi dosis kedua sudah 168,3 juta.
Presiden meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster, karena stok vaksin masih terdapat puluhan juta
Selain itu, masyarakat diperingatkan untuk tetap waspada terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
“Sejak awal meskipun belum naik, dulu kan saya sudah ngomong, enggak sekali, dua kali, tiga kali, waspada, waspada, waspada, baik oleh yang Omicron maupun yang BA.4, BA.5,” pungkasnya.
Baca juga: Covid-19 di Indonesia Melandai, Masih Perlukah Vaksin Booster?
Menkes Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi pada minggu kedua atau ketiga bulan Juli.
Prediksi tersebut didasari karena gelombang varian baru biasanya akan mencapai puncak sekitar satu bulan sejak kasus pertama ditemukan.
"Jadi seharusnya di minggu kedua Juli (atau) minggu ketiga Juli kita akan melihat puncak kasus dari BA.4 BA.5 ini," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Senin (13/6/2022).