KOMPAS.com – Presiden Jokowi telah melakukan reshuffle Menteri dalam kabinetnya.
Mereka yang ditunjuk adalah mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). menggantikan Sofyan Djalil.
Kemudian, Zulkifli Hasan yang ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi.
Selain itu, Jokowi juga menunjuk tiga orang menjadi wakil menteri (wamen) yang baru.
Ketiganya, yakni Raja Juli Antoni sebagai Wamen ATR/BPN, John Wempi Watipo sebagai Wamendagri dan Afriansyah Noor sebagai Wamenaker.
Kendati demikian, pengamat menyebut ada sejumlah nama menteri yang layak untuk diganti.
Siapa saja?
Baca juga: Riwayat Reshuffle Kabinet Jokowi
Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyebut beberapa nama menteri yang layak diganti.
Mereka adalah Luhut Binsar Pandjaitan, Bahlil Lahadalia, Airlangga Hartarto, Tito Karnavian, M.Luthfi, dan Erick Thohir.
“Termasuk menterinya Golkar, PKB dan PAN," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/6/2022).
Badrun menilai, jika sosok-sosok tersebut tidak diganti, maka tidak akan membangkitkan kepercayaan publik nasional dan internasional kepada pemerintah.
Ia mengatakan reshufle yang dilakukan Jokowi tak akan ada gunananya jika yang di-reshuffle menteri yang tidak begitu strategis atau hanya tambal sulam.
Menurutnya, reshuffle Menteri tidak cukup hanya dengan mengganti dan beberapa digeser.
Penggantian juga tak akan bermakna strategis apabila nantinya diberikan kepada partai koalisi baru yang sosoknya kurang kredibel atau sekedar transaksional.
Jika hal itu terjadi, kesan yang muncul di hadapan publik nasional dan internasional adalah pemerintahan semakin tidak kredibel.