Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Ada 3 Tempat di Dunia yang Tidak Dihuni Semut, Mana Saja?

Kompas.com - 10/06/2022, 09:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bertubuh mungil dengan warna merah atau hitam, semut menjadi salah satu hewan yang terkadang merepotkan manusia.

"Ada gula, ada semut", begitulah sebuah ungkapan yang menggambarkan betapa kuatnya insting si semut dalam mencari makanan.

Semut akan mengerubungi satu jenis makanan tanpa penutup hanya beberapa menit setelah makanan tersebut diletakkan atau didiamkan begitu saja.

Semut seakan ada di mana-mana, dengan jumlah koloni ribuan yang seperti tak habis-habis.

Berdasarkan peta semut di antmaps.org, Indonesia menjadi salah satu daerah dengan jumlah spesies semut terbanyak di dunia.

Bahkan Kalimantan menyumbang lebih dari 900 spesies semut dunia, hal ini adalah yang paling banyak dibanding wilayah mana pun.

Kendati demikian, tahukah Anda bahwa ada beberapa wilayah di dunia yang tak dihuni semut sama sekali?

Baca juga: Benarkah Lada Hitam Bisa Mengusir Semut di Kebun? Ini Penjelasannya

Antartika

Antartika merupakan benua berukuran 14.000.000 kilometer persegi, terbesar ke-5 di dunia.

Antartika sepenuhnya dikelilingi oleh Arus Lingkar Kutub Antartika, kondisi geografis inilah yang bisa menjaganya tetap dingin sepanjang masa.

Menariknya, Antartika menjadi satu-satunya benua di dunia yang tidak memiliki spesies semut, dikutip dari Antartic Glaciers.

Hewan darat terbesar di Antartika adalah midge tak bersayap (Belgica antarctica) yang panjangnya kurang dari 1,3 sentimeter.

Semua hewan lain yang lebih besar di Antartika dianggap sebagai hewan laut, artinya mereka mencari makan dan hidup sebagian besar di lautan.

Baca juga: Semut Paling Mematikan di Dunia, Beberapa Bisa Membunuh Manusia

Ilustrasi Antartika. Pencairan salju di Antartika meningkat karena polusi karbon hitam dari aktivitas pariwisata. Gunung api bawah laut di Antartika picu gempa bumi.SHUTTERSTOCK/Katiekk Ilustrasi Antartika. Pencairan salju di Antartika meningkat karena polusi karbon hitam dari aktivitas pariwisata. Gunung api bawah laut di Antartika picu gempa bumi.

Greenland

Greenland merupakan pulau non-benua terbesar di dunia. Hampir 80 persen dari daratan ditutupi oleh lapisan es dan gletser.

Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa lapisan es di Greenland bisa berusia lebih dari 400.000 tahun.

Layaknya Antartika, Greenland juga tidak memiliki satu pun spesies semut.

Sayangnya, lapisan es Greenland timur laut yang luas telah kehilangan lebih dari 10 miliar ton es setiap tahun, dikutip dari Forbes.

Baca juga: Semut Tomcat, Serangga dengan Racun Berbahaya

Islandia

Peta yang tersaji dalam antmaps.org menunjukkan bahwa Islandia juga tidak memiliki spesies semut.

Namun, dalam sebuah penelitian yang diunggah oleh University of Iceland, mereka menemukan ada lima spesies semut berbeda yang telah menetap di negara itu.

Empat berkembang biak di rumah karena mencari panas dan kelembapan, dan satu spesies hidup di luar rumah alias di taman.

Peneliti meyakini, semut datang ke tempat itu bersama dengan manusia. Dalam artian, semut bermigrasi ke Islandia karena secara tak sengaja terangkut manusia.

"Pergerakan orang dan barang telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir dan semut dapat melakukan perjalanan ke sini dengan tanaman pot, kayu, bahan bangunan dan bahkan dalam koper ketika Anda pulang dari luar negeri," kata Andreas Guomundsson, mahasiswa biologi di University of Iceland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com