Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan CPNS Mengundurkan Diri, Apakah Jadi PNS Bukan Lagi Idaman?

Kompas.com - 31/05/2022, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 100 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mengundurkan diri, hingga Jumat (27/5/2022).

Beragam alasan melatarbelakangi para CPNS tersebut mengundurkan diri.

Mulai dari alasan besaran gaji dan tunjangan yang tidak sesuai ekspektasi, hingga tak lagi memiliki motivasi menjadi pegawai pemerintah.

Baca juga: Posisi CPNS yang Mundur Bisa Digantikan Pelamar Peringkat di Bawahnya

Kepala Biro Hukum, Humas, Kerja Sama BKN Satya Pratama mengatakan, mundurnya ratusan CPNS yang sudah dinyatakan lolos tersebut memberikan kerugian bagi negara.

Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen cukup besar.

Lantas, dengan fenomena mundurnya ratusan CPNS tersebut apakah jadi PNS bukan lagi pekerjaan idaman?

Persepsi mulai berubah

Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan, jumlah CPNS yang mengundurkan diri masih kecil jika dibandingkan dengan total keseluruhan jumlah CPNS yang diterima.

Karena itu menurutnya PNS masih dianggap sebagai pekerjaan idaman oleh banyak orang.

Namun di sisi lain, anggapan bahwa PNS menjadi pekerjaan idaman juga perlahan mulai berubah, karena ada pesaing lain, seperti industri dan perusahaan.

Karenanya, pemerintah kini sebaiknya mulai memperhitungkan kembali standar-standar yang ada pada PNS.

"Memang betul dari PNS yang semula lebih dirasakan memiliki reputasi, status yang tinggi, itu mulai bergeser," kata Drajat kepada Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

"Tenaga kerjanya sendiri itu tidak hanya menerima begitu saja fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, baik gaji dan lain-lain. Itu kemudian meningkatkan tuntutannya ketika tidak dipenuhi," sambungnya.

Di samping itu, kini banyak perusahaan dan industri yang mampu memberikan insentif lebih tinggi dari sebelumnya.

Hal inilah yang membuat banyak orang tidak sekadar memperhitungkan previlege PNS atau statusnya, tetapi lebih pada standar kelayakan yang dimilikinya.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Banyak yang Diterima CPNS tapi Pilih Mundur

 

Menuntut insentif yang tinggi

Selain itu, ketatnya seleksi yang berskala nasional juga dimungkinkan membuat para pelamar menuntut insentif yang lebih tinggi agar sebanding dengan kesulitan saat mendaftar.

Drajat menjelaskan, alasan PNS selama ini banyak diidam-idamkan karena termasuk pekerjaan paling stabil.

"Dulu status PNS tidak hanya diidamkan oleh pencari kerja saja, tetapi juga orang tua atau mertua. Itu semuanya sangat menghormati dan mengakui PNS, karena dianggap status pekerjaan paling stabil," jelas dia.

"Walaupun gajinya tidak sangat tinggi, tapi juga tidak sangat rendah, sehingga cenderung cukup dan stabil, serta tidak terpengaruh gejolak ekonomi," sambungnya.

Akan tetapi, kualitas pendidikan yang lebih baik dan pihak sekolah atau kampus yang memberi cakrawala lebih luas terhadap lulusannya, tentu memberikan pandangan berbeda dari sebelumnya soal pekerjaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com