KOMPAS.com - Unggahan perihal flu Singapura beberapa waktu terakhir ramai di media sosial.
Selain disebutkan menyerang pada anak-anak, juga dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Sejumlah warganet mempertanyakan sebenarnya apa itu flu Singapura?
Berikut ini beberapa unggahan soal flu Singapura di media sosial:
"Flu singapur yah? Kemaren ponakan aku juha kena :( alhamdulillah udah sembuh cuman tangan sama kakinya jadi ada bekas totol2 gitu :(," twit akun @seribu2ribu pada Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Beda Gejala Omicron dengan Flu, dan Cara Mencegah Tertular Omicron
Flu singapur yah? Kemaren ponakan aku juha kena :( alhamdulillah udah sembuh cuman tangan sama kakinya jadi ada bekas totol2 gitu :(
— El-Haq (@seribu2ribu) May 14, 2022
"Di Indonesia juga, Bali lagi parah-parahnya flu singapur ini," tulis akun @ikapermatasari, Minggu (15/5/2022).
Di Indonesia juga, Bali lagi parah-parahnya flu singapur ini. https://t.co/ETptu2m4wM
— . (@ikapermatasari) May 15, 2022
"Demi apapun flu singapur lagi ramee??" tulis akun @dianquee pada Sabtu (14/5/2022).
demi apapun flu singapur lagi ramee??
— Dayennnt???? (@dianquee) May 14, 2022
Baca juga: Indonesia Pernah Dinyatakan Bebas PMK, Mengapa Penyakit Itu Datang Lagi?
Lantas apa itu sebenarnya flu Singapura?
Dalam dunia medis, flu Singapura dikenal dengan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM).
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), flu Singapura sudah ada sejak 1957 dan pertama kali muncul di Toronto, Kanada.
Dikenal dengan nama "Flu Singapura" karena gejalanya yang mirip dengan flu, dan pada saat itu di Singapura banyak terjadi kasus serta kematian akibat penyakit ini.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Ismiralda Oke Putranti menjelaskan, HFMD adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus coxsackie A16 dan enterovirus 71.
"Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan mudah menular. Kejadiannya meningkat terutama pada peralihan musim," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Cara Deteksi Dini Penyakit Talasemia
Oke memaparkan, terdapat beberapa gejala awal yang muncul jika terinfeksi HFMD atau flu Singapura, yakni:
"Beberapa hari kemudian baru muncul kemerahan dan lenting-lenting pada tangan dan kaki," imbuh Oke.
Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?
Masih dari laman Kemenkes, masa inkubasi flu Singapura yakni 3-7 hari.
Biasanya dimulai dengan gejala demam, nafsu makan berkurang, sakit tenggorokan, dan perasaan tidak enak (malaise).
Satu atau dua hari setelah demam, luka yang menyakitkan akan mulai berkembang di mulut (herpangina).
Luka tersebut biasanya sepert bintik-bintik merah kecil, seringnya ada di bagian belakang mulut yang melepuh dan sakit.
Baca juga: Update Kasus Hepatitis Akut: 15 Kasus di 5 Daerah, Mana Saja?
Ruam kulit dengan bintik-bintik merah dan terkadang disertai lepuh terdapat di telapak tangan dan telapak kaki, juga berkembang dalam kurun waktu satu hingga dua hari.
Tanda-tanda tersebut bisa juga muncul di lutut, siku, pantat, atau area genital.
Di beberapa orang terutama anak-anak, akan mengalami dehidrasi jika tidak mampu menelan cairan yang cukup akibat rasa sakit yang muncul di sekitar mulut.
Sementara itu, di beberapa orang terutama orang dewasa, flu Singapura bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meski demikian, mereka masih bisa menularkan virus kepada orang lain.
Baca juga: Bertambah 2, Pasien Meninggal akibat Hepatitis Akut Misterius Jadi 7 Orang
Seperti yang dipaparkan Oke, penyebab Flu Singapura adalah virus coxsackie A16 dan enterovirus 71.
Virus penyebab flu Singapura bisa menular melalui cairan tubuh seperti:
Melalui cairan milik penderita, penyakit ini akan menyebar ke orang lain yang melakukan kontak langsung, seperti berciuman, berpelukan, atau menggunakan peralatan makan yang sama.
Kontak langsung dengan kotoran seperti saat mengganti popok juga bisa menjadi media penularan flu Singapura.
Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Tak Menular ke Manusia, Hewan yang Terdampak Aman Dikonsumsi?
Jika terkena flu Singapura, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, yakni beristirahat, serta makan dan minum dengan cukup.
Bila terasa nyeri, imbuh Oke, bisa juga mengonsumsi obat seperti paracetamol atau ibuprofen.
Untuk meredakan nyeri di mulut, bisa dengan mengonsumsi es krim atau minum air es.
"Minum dapat dibuat es untuk membantu meredakan nyeri. Diberikan vitamin jika diperlukan," katanya.
Oke menegaskan, infeksi virus ini umumnya sembuh sendiri asalkan beristirahat serta makan dan minum dengan cukup.
"Jika gejala berat terutama bila anak sama sekali tidak dapat makan dan minum, baru diindikasikan untuk dirawat inap," ujar dia.
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Ginjal dan Cara Pencegahannya
Untuk mencegah tertular flu Singapura, Oke menuturkan untuk menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan setelah melakukan kegiatan apa pun.
"Perhatikan etika bersin dan batuk untuk mencegah penularan. Segera periksa ke dokter bila ada keluhan," katanya lagi.
Selain itu, penting juga untuk membatasi kontak langsung seperti berpelukan atau menggunakan peralatan makan yang sama dengan orang yang terinfeksi.
Meski flu Singapura umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, penyakit tangan, kaki, dan mulut ini bisa juga menimbulkan beberapa komplikasi.
Melansir dari Healthline, potensi komplikasi penyakit ini meliputi:
(Sumber: Diva Lufiana Putri | Editor: Rizal Setyo Nugroho)
Baca juga: Mengenal Flu Singapura, Penyakit yang Muncul Saat Peralihan Musim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.