KOMPAS.com - Fenomena astronomis Gerhana Bulan Total pertama pada 2022 akan segera terjadi.
Gerhana Bulan Total adalah fenomena saat Bulan, Bumi, dan Matahari berada di satu garis lurus, serta Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi.
Sehingga, tidak ada sinar Matahari yang bisa dipantulkan ke permukaan Bulan.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Berwarna Pink?
Lantas, apakah Gerhana Bulan Total pertama di tahun ini bisa teramati dari Indonesia?
Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, fenomena astronomi yang terjadi menjelang perayaan hari raya Waisak ini tidak bisa diamati dari Indonesia.
Gerhana kali ini, imbuhnya hanya bisa disaksikan di benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah kecuali Iran bagian timur, Selandia Baru, dan sebagian besar Oseania.
"Gerhana ini tidak dapat disaksikan di Indonesia karena Bulan sudah di bawah ufuk," papar Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/5/2022).
Lebih lanjut Andi menjelaskan, puncak gerhana akan terjadi pada Minggu, 16 Mei 2022 pukul 04.11.33 UT (Universal Time) atau 11.11.33 WIB.
Sementara bagi beberapa wilayah di benua Amerika, puncak gerhana terjadi pada 15 Mei 2022.
Baca juga: Tips Memotret Gerhana Bulan Total Menggunakan Smartphone
Andi memaparkan, gerhana bulan kali ini merupakan gerhana ke-34 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 131.
"Magnitudo (lebar) maksimum gerhana kali ini mencapai 141,37 persen diameter Bulan untuk umbra dan 237,26 persen diameter Bulan untuk penumbra.
Umbra sendiri merupakan bayangan inti yang terbentuk saat gerhana. Sedangkan, penumbra adalah bayangan di sekitar umbra yang terbentuk pada saat gerhana.
Andi menambahkan, titik pusat Bulan berada di 25,32 persen diameter umbra Bumi sebelah selatan titik pusat umbra Bumi.
Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan
Berikut waktu kontak fase gerhana Bulan Total: