Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Jalan Terjal Pengembaraan Homo Sapiens

Kompas.com - 15/05/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa ilmuwan terkemuka pada abad 16-18 adalah: Isaac Newton (teori gravitasi), Galileo Galilei (tata surya), Charles Darwin (evolusi biologi), Anton van Leeuwenhoek (penemu mikroskop), Adam Smith (kapitalisme), Karl Marx (sosialisme), Columbus (penemu benua Amerika).

Banyaknya ilmuwan dan teori-teori baru yang diciptakan membuat Hariri menyimpulkan telah terjadinya Revolusi Pengetahuan (Scientific Revolution) dalam sejarah panjang Homo sapiens.

Pada 200 tahun terakhir, terjadi perubahan besar lagi, yang disebut sebagai Revolusi Industri.

Penemuan mesin uap untuk memompa air yang menggenangi dasar sumur tambang batubara di Inggris pada awal tahun 1700-an mendorong perluasan penggunaannya untuk menggerakkan lokomotif kereta api, alat pemintal kapas, mesin-mesin pertanian, dsb.

Pada era ini juga ditemukan bahan-bahan kimia baru seperti aluminium, potasium nitrat, silikon, dan material buatan seperti plastik, pupuk, insektisida, obat-obatan, serta berbagai bentuk energi.

Perekonomian yang didorong kemajuan industri pengolahan tumbuh dengan pesat, melebihi periode-periode sebelumnya.

Revolusi Industri telah menjadikan manusia lebih makmur daripada sebelumnya, namun di pihak lain lingkungan alam mengalami kerusakan yang semakin lama semakin parah.

Jumlah binatang liar kini tinggal sebagian kecil dari jumlah binatang yang diternakkan. Jerapah, rubah dan simpanse sering ditampilkan di acara televisi untuk anak-anak, namun jumlahnya di seluruh dunia telah berkurang banyak.

Pemanasan global, kenaikan permukaan laut, dan polusi lingkungan menyebabkan bumi saat ini menjadi tidak ramah bagi sebagian manusia dan makhluk hidup lain.

Pada abad 21 ini, para ilmuwan sedang berusaha untuk mengubah hukum seleksi alam yang selama ini mendasari evolusi setiap makhluk hidup, termasuk manusia.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dikerahkan untuk mendesain makhluk hidup baru yang sesuai dengan imajinasi dan keinginan ilmuwan.

Ada tiga cara yang dilakukan, yaitu rekayasa biologi (organik), rekayasa cyborg (gabungan organik dan anorganik), dan rekayasa anorganik.

Sebagian upaya rekayasa biologi telah berhasil, seperti membuat kelinci putih berubah warna menjadi hijau bersinar, menanam tulang lunak di badan tikus sebagai percobaan untuk mengganti telinga seorang tuna rungu, dan menjadikan bakteri E. Coli dan jamur untuk memproduksi insulin yang diperlukan untuk menangani diabetes.

Mungkin tidak lama lagi, Homo sapiens ahli genetika akan bisa menciptakan Homo neanderthal baru yang dahulu dimusnahkan oleh nenek moyang Homo sapiens.

Jika proyek ini berhasil, maka tidak ada alasan teknis untuk tidak menciptakan Homo sapiens baru yang lebih super.

Keruwetan akan terjadi jika manusia buatan ini tumbuh menjadi sosok mirip manusia yang lebih pandai dari manusia normal, yaitu kita. Kita dapat menjadi mainan atau suruhan mereka.

Rekayasa cyborg sudah berhasil menggantikan lengan orang yang patah dengan lengan buatan yang dapat dikendalikan dengan pikiran.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa jadi ilmuwan dapat menanam chip, detektor dan prosesor pada seekor serangga yang kemudian diterbangkan untuk merekam dan mengirim percakapan rahasia sekelompok orang di tempat yang jauh.

Apa yang akan terjadi dengan berbagai penemuan-penemuan baru mungkin belum terpikirkan saat ini. Namun siapa yang mengira bahwa internet akan sedemikian luas penggunaannya seperti sekarang pada beberapa puluh tahun yang lalu?

Yuval Noah Harari agak pesimis tentang masa depan Homo sapiens. Ia ingin mengajak orang untuk berpikir tentang “apa yang kita inginkan?”, bukan “kita ingin menjadi apa?”

Jika pertanyaan itu tidak terjawab dengan baik, maka dikhawatirkan manusia akan menjadi “tuhan-tuhan pencipta yang tidak bertanggung jawab, karena tidak tahu apa yang sebetulnya diinginkan”.

Kita tidak ingin ada tuhan-tuhan seperti itu berikut ciptaan-ciptaannya. Maka kita perlu ikut memikirkan masa depan kita, Homo sapiens, dengan cerdas, arif dan bertanggung jawab. Semoga demikian adanya.-

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com