Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Jalan Terjal Pengembaraan Homo Sapiens

Kompas.com - 15/05/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA mulanya adalah Dentuman Besar (Big Bang), yang terjadi pada 13,5 miliar tahun yang lalu.

Kemudian bertaburanlah berbagai debu langit, membentuk awan-awan yang memenuhi ruang angkasa.

Awan-awan mengumpul, menggumpal dan memadat, sekaligus memanas. Terbentuklah bintang-bintang di ruang angkasa yang gelap gulita.

Bintang-bintang tarik menarik satu sama lain, mengelompok menjadi galaksi-galaksi. Setiap galaksi terbentuk dari miliaran bintang.

Menggunakan teleskop tercanggih, Edwin Hubble seabad yang lalu menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi bergerak semakin menjauh.

Kini ilmuwan sepakat, alam semesta terus mengembang, tanpa diketahui batas-batasnya.

Satu dari miliaran galaksi disebut Milky Way atau Bima Sakti, di dalamnya terdapat bintang Matahari.

Matahari dikelilingi planet-planet, salah satunya disebut Bumi. Bumi dikitari bulan, yang hanya satu-satunya.

Terbentuknya benda-benda di ruang angkasa ini merupakan proses fisika. Yang terjadi setelah itu adalah proses kimia.

Di permukaan bumi yang telah menjadi padat, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, atom-atom yang disemburkan saat terjadi Dentuman Besar membentuk berbagai molekul.

Oksigen dan hidrogen membentuk air (H2O), natrium dan klorida membentuk garam (NaCl). Karbon, oksigen dan hidrogen membentuk gula (C12H22O11), dan seterusnya.

Namun proses kimia yang terpenting adalah ketika beberapa atom membentuk senyawa protein tertentu.

Berbeda dengan senyawa lain, senyawa protein ini dapat membelah diri, sehingga semakin lama semakin banyak dan besar.

Senyawa-senyawa baru terbentuk dengan mengikat atom-atom lain. Zat-zat organik paling awal pun lahir, menjadi cikal bakal kehidupan di muka bumi. Proses biologi ini tidak berlangsung sekejap, namun miliaran tahun.

Yuval Noah Harari dalam bukunya Sapiens: A Brief History of Humankind (2014) memberi ulasan panjang lebar mengenai riwayat perjalanan manusia, salah satu makhluk yang hidup di muka bumi, dari sosoknya yang sederhana hingga menjadi manusia modern seperti sekarang ini.

Pada 2,5 juta tahun lalu, makhluk hidup mirip manusia sekarang sudah dijumpai di berbagai bagian bumi.

Mereka keluar dari Afrika timur, sekelompok demi sekelompok, untuk mencari wilayah yang lebih nyaman.

Pada mulanya mereka menjadi pemburu binatang liar, dan pengumpul buah dan biji-bijian untuk makanan sehari-hari.

Sampai tahap ini, perilaku manusia purba itu tidak ada bedanya dengan perilaku hewan lain, seperti sepupu terdekatnya, simpanse.

Menurut Harari, ada beberapa spesies manusia pada saat itu, yaitu Homo neanderthal yang mengembara di daratan Eropa dan Asia barat, Homo denisova di Siberia, Homo erectus di Asia sebelah timur, Homo soloensis di lembah Bengawan Solo, dan Homo floresiensis di Pulau Flores.

Namun mereka satu demi satu kemudian punah, karena berbagai sebab, seperti perubahan iklim, dikalahkan binatang buas, atau karena diperangi spesies manusia lain.

Homo floresiensis, misalnya, mencapai daratan Flores saat ini ketika permukaan laut rendah. Saat permukaan laut naik, mereka terperangkap di pulau itu.

Manusia yang bertubuh besar punah lebih dahulu karena kekurangan makanan. Yang tinggal adalah manusia yang bertubuh kecil, setinggi 1 meter dengan berat badan 25 kg saat dewasa.

Manusia kerdil ini berhasil menaklukkan gajah yang juga kerdil, dengan peralatan sederhana. Tulang belulang manusia kerdil ini, disebut Hobbit, ditemukan pada tahun 2003 di gua Liang Bua, Manggarai.

Sementara itu, beberapa spesies manusia lain juga lahir di Afrika, antara lain Homo rudolfensis, Homo ergaster dan Homo sapiens.

Seperti pendahulunya, mereka sekelompok demi sekelompok, menyebar ke bagian-bagian bumi lain.

Jika saat ini hanya ada satu jenis manusia, pada jutaan tahun yang lalu beberapa spesies manusia itu hidup pada waktu yang bersamaan.

Sebagian spesies bertahan hanya puluhan ribu tahun, dan yang terlama adalah Homo erectus, yang hidup selama 2 juta tahun.

Antara spesies-spesies manusia tidak hanya terjadi persaingan memperebutkan wilayah perburuan, namun juga terjadi perkawinan, walaupun sangat jarang terjadi.

Riset menunjukkan bahwa 1 sampai 4 persen DNA manusia modern di Eropa adalah DNA Neanderthal. Homo neanderthal telah punah, namun meninggalkan jejak abadi hingga kini.

Homo sapiens, nenek moyang manusia modern sekarang ini, teridentifikasi mulai keluar dari Afrika menuju pelosok bumi lain pada 100.000 tahun yang lalu.

Namun mereka dapat diusir mundur oleh Homo neanderthal dari wilayah Timur Tengah. Baru pada 70.000 tahun yang lalu Homo sapiens berhasil mengalahkan Homo neanderthal dan juga spesies-spesies manusia lain.

Selama 40.000 tahun kemudian, Homo sapiens menyebar dan menguasai sebagian besar tempat-tempat yang dapat dihuni di muka bumi, hingga ke Australia, melalui jalur darat dan menyeberangi lautan.

Mereka mampu membuat peralatan sederhana dari kayu, kemudian dari batu, untuk berburu binatang liar.

Dengan alat-alat ini, semakin banyak daging hewan yang dapat ditangkap dan dikonsumsi Homo sapiens, termasuk sumsum binatang, meniru kegemaran singa dan binatang besar lain.

Pola konsumsi dan kebiasaan baru dalam berburu binatang menyebabkan otak Homo sapiens bertambah besar dan demikian juga kemampuan berpikir dan berkomunikasinya.

Harari menyebut perubahan ini sebagai Revolusi Berpikir (Cognitive Revolution). Sejak itu, Homo sapiens menjadi penguasa bumi tunggal, karena berhasil mengungguli makhluk hidup lain, dengan alat-alat dari batu dan api yang dibuatnya.

Perkembangan cepat berikutnya terjadi pada 12.000 tahun yang lalu, ketika Homo sapiens mulai mampu menanam gandum dan padi di sepetak lahan untuk memastikan adanya ketersediaan makanan, daripada mengumpulkan biji-bijian yang tidak selalu ditemukan dan membusuk jika disimpan lama.

Homo sapiens juga mulai mendomestikasi hewan liar, seperti sapi, domba, babi dan ayam. Perkembangan cepat ini disebut Harari sebagai Revolusi Pertanian.

Selama beberapa ribu tahun berikutnya permukiman manusia yang permanen mulai bermunculan.

Dusun-dusun menjadi desa, desa-desa menjadi kota kecil, dan kota-kota kecil menjadi kota yang lebih besar.

Berbagai institusi dalam masyarakat dibentuk untuk mengatur hubungan antarorang agar terwujud masyarakat yang harmonis.

Kerajaan-kerajaan berdiri, dengan banyak tentara dipekerjakan untuk menyerang atau bertahan dari serbuan kerajaan lain.

Beberapa kerajaan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke benua lain. Terbentuklah imperium-imperium seperti Inggris, Spanyol, Perancis, Belanda.

Perubahan yang signifikan terjadi sekitar 500 tahun yang lalu. Pada saat itu muncul kesadaran baru di kalangan penguasa kerajaan yang telah kaya raya untuk mengembangkan kreasi-kreasi baru dari apa yang sudah ada.

Mereka memberi dukungan kepada pendeta, filsuf dan penyair untuk membuat sesuatu yang dapat melanggengkan kekuasaannya dan merawat tatanan sosial yang ada.

Para ilmuwan pun terdorong untuk memahami fenomena alam dengan melakukan observasi dan menciptakan alat-alat baru seperti teropong dan mikroskop.

Ilmu matematika dikembangkan untuk menghubungkan hasil-hasil observasi sehingga menghasilkan teori baru dengan kesalahan minimal.

Beberapa ilmuwan terkemuka pada abad 16-18 adalah: Isaac Newton (teori gravitasi), Galileo Galilei (tata surya), Charles Darwin (evolusi biologi), Anton van Leeuwenhoek (penemu mikroskop), Adam Smith (kapitalisme), Karl Marx (sosialisme), Columbus (penemu benua Amerika).

Banyaknya ilmuwan dan teori-teori baru yang diciptakan membuat Hariri menyimpulkan telah terjadinya Revolusi Pengetahuan (Scientific Revolution) dalam sejarah panjang Homo sapiens.

Pada 200 tahun terakhir, terjadi perubahan besar lagi, yang disebut sebagai Revolusi Industri.

Penemuan mesin uap untuk memompa air yang menggenangi dasar sumur tambang batubara di Inggris pada awal tahun 1700-an mendorong perluasan penggunaannya untuk menggerakkan lokomotif kereta api, alat pemintal kapas, mesin-mesin pertanian, dsb.

Pada era ini juga ditemukan bahan-bahan kimia baru seperti aluminium, potasium nitrat, silikon, dan material buatan seperti plastik, pupuk, insektisida, obat-obatan, serta berbagai bentuk energi.

Perekonomian yang didorong kemajuan industri pengolahan tumbuh dengan pesat, melebihi periode-periode sebelumnya.

Revolusi Industri telah menjadikan manusia lebih makmur daripada sebelumnya, namun di pihak lain lingkungan alam mengalami kerusakan yang semakin lama semakin parah.

Jumlah binatang liar kini tinggal sebagian kecil dari jumlah binatang yang diternakkan. Jerapah, rubah dan simpanse sering ditampilkan di acara televisi untuk anak-anak, namun jumlahnya di seluruh dunia telah berkurang banyak.

Pemanasan global, kenaikan permukaan laut, dan polusi lingkungan menyebabkan bumi saat ini menjadi tidak ramah bagi sebagian manusia dan makhluk hidup lain.

Pada abad 21 ini, para ilmuwan sedang berusaha untuk mengubah hukum seleksi alam yang selama ini mendasari evolusi setiap makhluk hidup, termasuk manusia.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dikerahkan untuk mendesain makhluk hidup baru yang sesuai dengan imajinasi dan keinginan ilmuwan.

Ada tiga cara yang dilakukan, yaitu rekayasa biologi (organik), rekayasa cyborg (gabungan organik dan anorganik), dan rekayasa anorganik.

Sebagian upaya rekayasa biologi telah berhasil, seperti membuat kelinci putih berubah warna menjadi hijau bersinar, menanam tulang lunak di badan tikus sebagai percobaan untuk mengganti telinga seorang tuna rungu, dan menjadikan bakteri E. Coli dan jamur untuk memproduksi insulin yang diperlukan untuk menangani diabetes.

Mungkin tidak lama lagi, Homo sapiens ahli genetika akan bisa menciptakan Homo neanderthal baru yang dahulu dimusnahkan oleh nenek moyang Homo sapiens.

Jika proyek ini berhasil, maka tidak ada alasan teknis untuk tidak menciptakan Homo sapiens baru yang lebih super.

Keruwetan akan terjadi jika manusia buatan ini tumbuh menjadi sosok mirip manusia yang lebih pandai dari manusia normal, yaitu kita. Kita dapat menjadi mainan atau suruhan mereka.

Rekayasa cyborg sudah berhasil menggantikan lengan orang yang patah dengan lengan buatan yang dapat dikendalikan dengan pikiran.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa jadi ilmuwan dapat menanam chip, detektor dan prosesor pada seekor serangga yang kemudian diterbangkan untuk merekam dan mengirim percakapan rahasia sekelompok orang di tempat yang jauh.

Apa yang akan terjadi dengan berbagai penemuan-penemuan baru mungkin belum terpikirkan saat ini. Namun siapa yang mengira bahwa internet akan sedemikian luas penggunaannya seperti sekarang pada beberapa puluh tahun yang lalu?

Yuval Noah Harari agak pesimis tentang masa depan Homo sapiens. Ia ingin mengajak orang untuk berpikir tentang “apa yang kita inginkan?”, bukan “kita ingin menjadi apa?”

Jika pertanyaan itu tidak terjawab dengan baik, maka dikhawatirkan manusia akan menjadi “tuhan-tuhan pencipta yang tidak bertanggung jawab, karena tidak tahu apa yang sebetulnya diinginkan”.

Kita tidak ingin ada tuhan-tuhan seperti itu berikut ciptaan-ciptaannya. Maka kita perlu ikut memikirkan masa depan kita, Homo sapiens, dengan cerdas, arif dan bertanggung jawab. Semoga demikian adanya.-

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com