Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Gunung Api Paling Aktif di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

Kompas.com - 10/05/2022, 09:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

5. Etna, Italia

Gunung Etna di Sisilia adalah gunung berapi terbesar dan paling aktif di Eropa.

Meski sering terjadi letusan, termasuk aliran lava besar, gunung ini jarang menimbulkan bahaya bagi daerah berpenghuni di sekitarnya.

Penduduk setempat belajar untuk hidup berdampingan dengan Etna yang memberi imbalan atas ladang subur.

6. Nyiragongo, Kongo

Menghadap Danau Kivu di perbatasan timur Kongo dengan Rwanda, Nyiragongo adalah salah satu gunung berapi terindah di dunia.

Gunung ini juga salah satu yang paling aktif, dengan aliran lava mengancam bagian Goma pada Maret 2021.

7. Merapi, Indonesia

Dari sekitar 130 gunung berapi aktif di dunia saat ini, Gunung Merapi dianggap sebagai yang paling aktif.

Karena itu, bukan ide yang bagus untuk mendaki gunung yang terletak di tengah Pulau Jawa ini.

Baca juga: 10 Danau Paling Aneh di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

8. Cumbre Vieja, Kepulauan Canary

Kepulauan Canary adalah rantai pulau vulkanik yang tersebar di lepas pantai barat Afrika.

Gunung berapi di sini selalu cukup jinak. Kemudian, pada September 2021, Cumbre Vieja terbangun dari tidurnya, dengan lava cair meletus dari celah yang baru terbentuk.

Aliran lava yang dihasilkan selebar satu kilometer dan telah menghancurkan ratusan rumah, menghancurkan lahan pertanian dan memutus jalan raya utama pesisir.

9. Popocatepetl, Meksiko

Popocatépetl adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Meksiko. Di masa lalu letusan besar telah mengubur pemukiman Atzteque, bahkan mungkin seluruh piramida menurut sejarawan.

"Popo", begitu penduduk setempat menyebutnya sebagai gunung, hidup kembali pada tahun 1994. Sejak saat itu, gunung tersebut telah menghasilkan ledakan kuat dengan interval yang tidak teratur.

10. Yasur, Vanuatu

Terletak di ujung tenggara pulau Tanna di Vanuatu, Yasur telah meletus secara terus menerus sejak Kapten Cook mengamati letusan abu di tempat itu pada tahun 1774.

Para ilmuwan telah berspekulasi bahwa itu bisa saja meletus selama lebih dari 800 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com