“Ada orangtua yang menjadikan tradisi berbagi uang ini sebagai cara untuk mengajarkan anak tentang pengelolaan uang dan menabung untuk masa depan,” jelas Sammy.
Dengan banyaknya uang yang dimiliki ketika momen Lebaran tiba, anak-anak akan dihadapkan pada beragam pilihan, apakah akan membelanjakan uang-hang pemberian tersebut, menyimpannya, atau menggunakan untuk keperluan lain.
Ini adalah pelajaran tentang tanggung jawab pengelolaan keuangan pribadi.
Baca juga: Demi Masa Depan, Lebih Baik Menabung atau Investasi?
Selain itu, uang Lebaran juga banyak yang mengartikan sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orangtua kepada anak-anaknya yang telah mencoba menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, misalnya puasa dan shalat tarawih.
Pemberian ini diharapkan membuat anak merasa usahanya terapresiasi sehingga termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa di Ramadhan yang akan datang.
Terakhir, memberikan uang Lebaran juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi anak-anak terkait perbuatan berbagi kepada sesama.
Jadi, ketika nanti ia besar dan sudah memiliki penghasilan sendiri, ia juga akan mencontoh hal serupa, berbagi kepada orang lain, entah dalam momentum Lebaran atau bukan.
Lebih spesifik, berbagi yang ingin dituju sebenarnya adalah konteks zakat.
Anak-anak diharapkan akan memahami bahwa dalam rukun Islam ada salah satu kewajiban yang harus ditunaikan seseorang Muslim ketika memasuki Idul Fitri, yakni membayar zakat.
Baca juga: Cara Membayar Fidiah dan Waktu yang Tepat untuk Menyalurkannya