Kendati diklaim dapat memangkas kalori dan lebih sedikit lemak, serta menekan kandungan akrilamida, para ahli memperingatkan bahwa senyawa berbahaya lain masih bisa terbentuk saat memasak dengan suhu tinggi, termasuk dengan air fryer.
Sejumlah senyawa itu, di antaranya aldehida, amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Ketiga senyawa itu disebut dapat meningkatkan risiko kanker.
Bahkan, ahli diet dari Cleveland Clinic Ariana Cucuzza, RD mengatakan, konsumsi segala jenis gorengan mesti tetap diminimalkan.
Sebab gorengan dari air fryer dan deep fried sama-sama dimasak dengan suhu tinggi, sehingga masih memiliki risiko karsinogenik.
Selain itu, adanya mindset bahwa air fryer akan bekerja dengan baik dalam tubuh seseorang yang sedang diet, karena menggunakan sedikit minyak.
Baca juga: Hanya Perlu Sedikit Minyak, Benarkah Memasak dengan Air Fryer Lebih Sehat?
Hal itu kurang tepat, karena cara diet terbaik adalah fokus pada pola makan yang dipenuhi dengan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Bukan hanya kandungan minyak dalam makanan.
Sebelum membeli air fryer, perhatikan juga pemakaian daya listrik dari air fryer. Seimbangkan dengan kebutuhan rumah.
Begitu juga kapasitas dari air fryer yang lebih kecil dan tidak bisa untuk memasak dalam jumlah banyak. Bahan dari air fryer juga mesti dicek sebelum membeli. Pastikan aman untuk dipakai memasak.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, Air Fryer Bisa Jadi Solusi
Jenis air fryer yang paling umum di pasaran adalah yang terdapat wadah berlubah di dalamnya atau basker.
Dikutip dari Kompas.com, (23/11/2022), cara memakai air fryer cukup mudah, yakni keluarkan wadah berlubang, masukkan bahan makanan, masukkan wadah ke dalam air fryer, atur temperatur, dan masak sampai matang.
Kendati air fryer lebih dikenal alat goreng tanpa minyak, tetapi Anda dapat memakai sedikit minyak, terutama makanan yang tekstur aslinya kering dan butuh hasil akhir renyah.
Namun, jika bahan makanan pada dasarnya mengandung lemak, tidak usah tambahkan minyak lagi.
Pastikan menggunakan minyak dengan high smoke point, seperti minyak sawit. Penggunaan minyak low smoke point bisa menimbulkan asap saat menggoreng dan bisa timbul sisa rasa yang kurang enak.
(Sumber: Kompas.com/Artika Rachmi Farmita, Yuharrani Aisyah, Krisda Tiofani | Editor: Artika Rachmi Farmita, Yuharrani Aisyah, Silvita Agmasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.