Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Beberapa tahun sekali, publik dikejutkan dengan berita serangan bom yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Biasanya, tujuan mereka melancarkan aksinya untuk membuat masyarakat takut dan merasa terancam.
Jumlah pelaku ini bermacam-macam, bisa saja dilakukan sendiri atau berkelompok. Motifnya pun beragam, dalam penelitian Wicaksono (2018) dalam satu tragedi bom bunuh diri di Surabaya saja terdapat lebih dari tiga motif. Namun, yang paling menonjol adalah karena terpapar radikalisme.
Tak main-main, pelaku selalu menyasar tempat umum yang ramai dikunjungi atau tempat-tempat vital nan penting, seperti markas kepolisian. Maka dari itu, korban yang terdampak pun cukup banyak, baik secara fisik atau mental.
Salah satu tempat yang sering menjadi sasaran empuk adalah hotel. Dalam siniar Tinggal Nama seri Hampir Tinggal Nama bertajuk "Ledakan di Malam Tahun Baru", dikisahkan bahwa Hotel All Star dibom oleh pelaku misterius pada saat acara malam tahun baru.
Ledakan itu lantas memakan banyak korban tak bersalah.
Ternyata, masih banyak serangan bom lainnya yang terjadi di hotel seluruh dunia. Kebanyakan dari hotel-hotel ini pun memiliki reputasi kelas atas. Lantas, apa sajakah tragedi nahas yang menimpa hotel-hotel tersebut?
Pada Kamis malam, 7 Oktober 2004, sebuah serangan bom menargetkan Hotel Hilton Taba di Mesir. Serangan bom berhasil menghancurkan sepuluh lantai hotel ini yang berada di kawasan wisata ternama.
Baca juga: 5 Misteri Gunung yang Belum Terpecahkan hingga Saat Ini
Dilaporkan 36 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Setelah diinvestigasi, polisi Mesir menyatakan pelakunya berjumlah 13 orang yang diduga tergabung dalam kelompok teroris Al-Qaeda. Para tersangka menggunakan bom mobil dalam aksinya.
Masih dari Mesir, pada 23 Juli 2005, dua bom mobil dan satu bom koper meledak di hotel-hotel dan pusat belanja Sharm el-Sheikh. Tragedi ini menewaskan 64 orang dan melukai 200 lainnya termasuk beberapa warga negara asing.
Dalam serangannya, terdapat dua ledakan. Pertama terjadi di Pasar Lama. Kemudian diikuti oleh dua ledakan lagi di Naama Bay, letak hotel mewah itu berada.
Pelaku dari pengeboman ini masih satu jaringan dengan Al-Qaeda, yaitu Brigade Abdullah Azzam yang berada di Suriah dan Mesir. Selain itu, mereka juga merupakan pelaku dari kasus-kasus pengeboman lainnya di sekitar Mesir.
Selanjutnya adalah serangan bom bunuh diri di Hotel Serena, Afghanistan, pada 14 Januari 2008. Setidaknya ada enam orang yang tewas pada tragedi itu.
Melansir Kompas.com, dua pelaku berusaha memasuki hotel mewah yang dijaga sangat ketat ini. Setelah berhasil, mereka langsung melemparkan granat tangan ke arah para penjaga.
Malangnya, dua dari mereka tewas seketika. Sementara itu, pelaku ketiga meledakkan dirinya di dalam hotel, persisnya ruangan gym dan spa.