Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Spanduk Dukungan Luhut Calon Presiden 2026, Ini Kata Jubir

Kompas.com - 16/03/2022, 17:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial, beredar foto spanduk berisi dukungan kepada Luhut Binsar Panjaitan sebagai calon presiden 2026.

Foto spanduk dukungan untuk Luhut sebagai calon presiden 2026 itu salah satunya diunggah oleh akun Facebook ini.

"Ayo kita dukung luhut jdi presiden biar corona di perpanjang terus," demikian tulis pemilik akun, Selasa (15/3/2022).

Berikutnya, foto spanduk tersebut juga diunggah oleh akun Facebook ini, pada Sabtu (12/3/2022).

"Info info maseeeh, piye masseehh ??!! Endang sat set ngono loh mmaasseehh #HHUUURRAAA," tulis pemilik akun.

Dalam spanduk tersebut, tertulis sebagai berikut:

"Dukung Luhut Binsar Panjaitan Sebagai Calon Presiden 2026."

Baca juga: Viral, Video Luhut Sibuk Teleponan Saat Jokowi Berpidato, Ini Kata Jubir

Lantas, bagaimana penjelasan pihak Luhut terkait munculnya spanduk dukungan sebagai capres 2026?

Jubir Luhut: kita tidak tahu...

Saat dikonfirmasi, juru bicara Luhut, Jodi Mahardi mengatakan, spanduk dukungan sebagai capres 2026 tersebut bukan berasal dari pihak Luhut.

"Itu bukan dari pihak Pak Luhut. Kami tidak tahu menahu soal spanduk itu," ujar Jodi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/3/2022) sore.

Diketahui, saat ini Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Nama Luhut belakangan disorot lantaran mengeklaim banyak mendengar aspirasi rakyat soal penundaan Pemilu 2024.

Spanduk tersebut kemudian muncul dan ramai, di tengah menghangatnya isu penundaan Pemilu 2024.

Baca juga: Luhut Menyebut Orang yang Sudah Vaksin Booster dan Tak Ada Komorbid Bisa Jalan-jalan, Apakah Kebal Covid-19?

 

Kelompok iseng jelang pemilu

Menurut Jodi, spanduk dukungan Luhut sebagai capres 2026 dibuat oleh kelompok yang ingin bermain-main.

"Kelompok-kelompok iseng menjelang pemilu itu keniscayaan. Makanya biaya pemilu mahal," ujar Jodi.

"Mending pemborosan-pemborosan pasang baliho dan poster gitu untuk program konkret membantu masyarakat," imbuh dia.

Jodi mengatakan, terlalu banyak dana terbuang untuk pencitraan menjelang pemilu, dan juga dan juga untuk kampanye negatif.

Padahal, menurut Jodi, yang diperlukan negara saat ini adalah untuk tinggal landas.

"Korea Utara aja udah mau space launch. Ini kita selesai Trans Jawa aja baru zaman Pak Jokowi," katanya.

"Ngebersihin kali Citarum aja baru sekarang di masa Presiden Jokowi," ujar Jodi.

Baca juga: Profil Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Resmi Jabat Pangkostrad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com