Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asteroid 2022 EB5 Menabrak Bumi Dini Hari Tadi, Bagaimana Dampaknya?

Kompas.com - 12/03/2022, 14:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah asteroid menabrak Bumi dini hari tadi, Sabtu (12/3/2022), tepatnya pukul 04.22 WIB.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang, mengungkapkan asteroid itu dinamai asteroid 2022 EB5.

"Asteroid baru ditemukan beberapa jam sebelum jatuh menumbuk dan selanjutnya dikodekan sebagai asteroid 2022 EB5," ungkap Andi pada Kompas.com, Sabtu (12/3/2022).

Akan tetapi asteroid itu termasuk asteroid mini. Adapun tempat jatuhnya di utara Islandia.

"Asteroid mini (diameter 3-4 meter) jatuh di utara Islandia pada Sabtu dini hari 12 Maret 2022 TU pukul 04.22 WIB," tutur Andi.

Lebih lanjut dia menjelaskan massa asteroid itu 52 ton dengan kecepatan tumbuk 18,5 km/detik.

Andi juga mengatakan energi yang diangkut sebesar 2 kiloton TNT, setara sepersepuluh kekuatan bom nuklir Nagasaki.

"Dengan diameter yang kecil, asteroid musnah sepenuhnya di udara lewat peristiwa airburst pada ketinggian 35 kmdpl," ujar Andi.

Lanjutnya, hal itu tidak berdampak apapun bagi paras bumi di bawahnya.

Tabrakan asteroid itu tidak diprediksi sebelumnya. Andi mengatakan, jatuhnya ke bumi secara tiba-tiba.

Baca juga: Apa Perbedaan antara Asteroid, Komet, Meteoroid, Meteor, dan Meteorit?

Peristiwa tumbukan asteroid

Sebelumnya, asteroid yang melintas dekat dengan Bumi sudah kerap terjadi. Ratusan asteroid besar bahkan pernah menabrak planet yang  kita diami ini.

Meski begitu batuan luar angkasa yang meluncur ke atmosfer Bumi tersebut ukurannya beragam. Asteroid yang hanya berukuran sekitar 1 meter biasanya tak akan berhasil melewati atmosfer Bumi.

Tumbukan asteroid dengan Bumi yang besar pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Dilansir Kompas.com, 21 Februari 2022, terdapat asteroid dengan perkiraan diameternya 15 km menabrak Afrika Selatan.

Tumbukan itu menyebabkan kawah berdiameter 160 km dan kemungkinan terbentuk sekitar 2 miliar tahun yang lalu. Kawah itu dinamai Kawah Vredefort dan menjadi kawah tumbukan terbesar di Bumi.

Selain itu, tumbukan asteroid lain juga pernah melahirkan kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatan Meksiko.

Kawah dengan lebar 180 km tercipta dari tumbukan asteroid berdiameter 12 km yang menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu.

Meski kawah tersebut sekarang berada di darat, namun saat itu tumbukan mengenai bawah laut dangkal. Tumbukan asteroid ini menyebabkan kepunahan 75 persen spesies, termasuk dinosaurus nonavian.

Lalu ada pula Kawah Sudbury di Ontario, Kanada. Kawah ini menempati urutan ketiga sebagai kawah tumbukan asteroid tertua yang diketahui di Bumi.

Baca juga: Mengenal Exoplanet dan Kemungkinan Adanya Bumi Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com