Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa KKB Papua, Tujuan, dan Daftar Kejahatannya

Kompas.com - Diperbarui 11/02/2023, 18:13 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - KKB adalah singkatan dari kelompok kriminal bersenjata, yaitu suatu kelompok di wilayah Papua yang menebar teror baik kepada warga sipil maupun TNI dan Polri.

Sebelumnya pesawat Susi Air terbakar akibat ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya (EK) di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi.

Dikutip dari Kompas.com, pesawat Susi Air itu dikabarkan tengah terbang dari Mimika menuju Distrik Paro, Nduga.

Nahas, setelah mendarat, pesawat tersebut hilang kontak dan terbakar di landasan bandara. Pilot pesawat masih dalam pencarian. 

Baca juga: Serangan KKB di Distrik Beoga Papua, Tewaskan 8 Pekerja dan Lukai 1 Prajurit TNI

Apa itu KKB Papua?

Melansir laman dpr.go.id, diketahui sebelumnya KKB Papua bernama Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dalam kegiatannya OPM selalu menyuarakan soal referendum agar Papua bisa merdeka dan berdiri sendiri.

Terkait hal itu, Pemerintah lalu berinisiatif untuk membentuk Otonomi Khusus (Otsus) bagi Papua dengan anggaran besar.

Namun anggaran ini hanya dinikmati oleh kaum elit dan tidak terserap ke masyarakat.

Hal ini lalu memunculkan gerakan perlawanan yang lebih masif dengan melakukan berbagai kegiatan kriminal.

Perubahan istilah OPM ke KKB tersebut juga dimaksudkan untuk mengubah paradigma penanganan kaum separatis di Papua.

Bila ada salah satu kelompok KKB Papua ini tertangkap maka mereka akan ditahan karena alasan kriminalitas.

Walau begitu, OPM berbeda dengan KKB Papua, di mana saat ini teror disebarkan dengan berbekal persenjataan lengkap dan mutakhir sehingga lebih sulit dikendalikan.

Baca juga: Siapa KKB Papua dan Apa Tujuannya?

Apa tujuan KKB Papua?

Melansir laman kemhan.go.id, Menteri Pertahanan RI di Kabinet Kerja saat itu Ryamizard Ryacudu pernah mengungkap tujuan KKB Papua.

Menurut Ryamizard, KKB Papua adalah kelompok yang ingin Papua melepaskan diri dari NKRI.

Oleh karena itu, menurutnya kelompok tersebut sudah bisa disebut sebagai gerakan separatis.

“KKB sudah menjadi kelompok separatis yang mengancam keutuhan negara,” kata dia usai menghadiri ceramah bela negara di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (15/03/2019)

Baca juga: 4 Fakta Prajurit TNI Diserang KKB di Nduga, Terjadi Saat Istirahat hingga 1 Orang Gugur

Wilayah Rawan KKB Papua

Melansir laman Kompas.com (11/08/2021), Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beraksi di kawasan pegunungan di Papua.

Beberapa kabupaten yang hingga kini masih rawan dari aksi KKB Papua adalah Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.

Sementara ada lima kelompok besar KKB Papua yang telah dipetakan dengan para pemimpinnya yaitu Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi, dan Sabinus Waker.

Dari kelima kelompok tersebut, dua diantaranya disebut KKB paling berbahaya di Papua yaitu Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya.

Satgas Damai Carstensz

Satgas Nemangkawi dikenal sebagai tim gabungan TNI-Polri yang bertugas menangani situasi keamanan di wilayah Papua.

Namun di tahun ini, namanya kemudian diganti menjadi operasi Damai Cartenz 2022.

Perbedaannya adalah operasi ini akan mengutamakan cara persuasif dan preventif untuk mengatasi KKB Papua.

Operasi Damai Cartenz 2022 mengedepankan tiga fungsi, yaitu fungsi intelijen, fungsi pembinaan masyarakat (binmas), dan fungsi humas.

Baca juga: 11 Daftar Kejahatan KKB di Distrik Boega Papua sejak 2021

Daftar kejahatan KKB Papua

Selain melakukan penyerangan terhadap delapan orang pekerja, KKB juga melakukan sederet kejahatan lain di Distrik Beoga, Kecamatan Puncak, Papua.

Distrik Beoga adalah kawasan yang terletak di ketinggian 2.435 mdpl dan merupakan kawasan perbatasan antara Kabupaten Puncak dengan Intan Jaya.

Sejak 16 Februari 2021, kawasan ini menjadi rawan lantaran untuk pertama kalinya KKB Papua beraksi di Beoga.

Alasan KKB mendadak beraksi di Beoga pun, tidak diketahui secara pasti.

Namun, dugaan Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar bahwa letak Beoga yang berbatasan langsung dengan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya yang jadi salah satu penyebabnya.

Sebelum Beoga menjadi kawasan rawan, gangguan keamanan kerap terjadi di Distrik Sugapa yang kini jauh lebih kondusif dengan pengamanan aparat TNI-Polri.

“Ini saya dengar sendiri dari masyarakat, selama 46 tahun Beoga aman-aman saja tapi sekarang KKB kerap beraksi di Beoga,” ujar Ali.

Berikut sederet kejahatan KKB yang dilakukan di Beoga sejak 2021:

  • 16 Februari 2021, penganiayaan dengan menggunakan parang (pembacokan) pada belakang leher korban bernama Dejalti Pamean.

  • 8 April 2021, penembakan yang menewaskan seorang guru bernama Oktovianus Rayo.

  • 8 April 2021, pembakaran rumah milik Oktovianus Rayo di Kampung Julukoma.

  • 9 April 2021, penembakan yang menewaskan seorang guru bernama Jonatan Renden.

  • 11 April 2021, pembakaran SMA Negeri 1 Beoga.

  • 13 April 2021, pembakaran rumah Kepala SMP Negeri 1 Junaedi Sulele.

  • 13 April 2021, pembakaran kantor PT Bumi Infrastruktur.

  • 17 April 2021, pembakaran rumah Kepala Suku Bener Tinal.

  • 17 April 2021, pembakaran SD Inpres Dambet.

  • 25 April 2021, penembakan yang menewaskan Kabinda Papua Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha Karya.

  • 2 Maret 2022, pembantaian delapan orang pekerja perbaikan tower BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggereng, Beoga Barat.

Nah itulah penjelasan siapa itu KKB Papua, asal usul KKB Papua, dan daftar kejahatannya selama 2022. 

Terbaru, KKB diduga bertanggung jawab terkait terbakarnya pesawat Susi Air dan hilangnya pilot Susi Air. 

(Sumber: Kompas.com/Dhias Suwandi | Editor: Puspasari Setyaningrum, Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com