KOMPAS.com - Buang air besar (BAB) normalnya dilakukan rutin setiap hari, baik di pagi atau sore hari.
Namun tak semua orang memiliki jadwal BAB yang teratur. Ada yang dua hari sekali, atau bahkan tiga hari sekali.
Padahal, rutinitas BAB sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Pengeluaran limbah tubuh yang teratur bisa membersihkan racun-racun yang berpotensi memicu timbulnya penyakit.
Dilansir dari Healthline, jadwal BAB masing-masing orang berbeda-beda. Sering tidaknya seseorang akan BAB tergantung dari tiga faktor, yaitu pola makan, usia dan level aktivitas fisik.
Tiga faktor di atas juga mempengaruhi tekstur feses yang dikeluarkan masing-masing orang.
Feses yang normal akan bertekstur tidak keras dan tidak terlalu lembut, juga berwarna kuning kecoklatan. Jika feses terlalu keras atau terlalu lembek, berarti ada masalah yang mengendap di saluran pencernaan.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Ketahui Arti di Balik BAB Tenggelam dan Terapung!
Bowel movement atau gerakan usus yang memicu BAB adalah proses mengeluarkan limbah metabolisme yang sudah tak digunakan oleh tubuh.
Dalam feses yang kita keluarkan ketika BAB, terdapat kandungan bakteri, lemak, serat yang tak tercerna usus, limbah makanan, lendir juga garam.
Selain itu ada kandungan yang disebut bilirubin, yang bertugas memberi warna feses menjadi kecoklatan.
Bilirubin adalah limbah hasil metabolisme yang terjadi di hati dan juga sumsum tulang.
BAB adalah proses alami yang seharusnya terjadi secara rutin dan teratur. Ketika seseorang tak BAB selama beberapa hari, maka limbah ini akan kembali naik ke saluran cerna.
Jika hal ini terjadi dalam kurun waktu lama, berhari-hari, maka limbah akan membahayakan organ-organ penting di dalam tubuh.
Baca juga: Tersiksa Konstipasi? Ini Cara Alami Meredakannya
Konstipasi didefinisikan ketika Anda BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, dan memiliki feses yang terlalu keras dan kering sehingga menimbulkan rasa sakit ketika proses BAB.
Untuk mencegah konstipasi, ada pola hidup sehat yang bisa Anda lakukan. Pola hidup sehat ini bisa membentuk feses bertekstur normal, dan memicu bowel movement bergerak dalam rutinitas yang teratur alias terjadwal.