TAMPAKNYA para dalang memang kreatif dalam menggubah wiracarita terutama dalam hal kesaktian kelas langit ke tujuh puluh tujuh.
Para dalang Indonesia jauh lebih kreatif menggarap kisah kesaktian kaliber superheroes ketimbang para tokoh pencipta Marvel Comis seperti Stan Lee, Steve Diko atau Jack Kirby.
Maka kisah Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru ketimbang versi Mahabharata.
Terutama dalam kisah proses Gatotkaca menempuh prosedur organoleptik untuk memperoleh empat kesaktian paman-pamannya, yaitu Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa dan Brajalamatan.
Menurut selera subyektif pribadi saya, proses Gatotkaca memperoleh kesaktian empat paman Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru kisahnya ketimbang versi Mahabharata.
Menurut versi Wayang Purwa raksasa raja kerajaan Pringgadani, Prabu Arimbaka dengan permaisuri Dewi Hadimba memiliki tujuh anak kandung, yaitu Arimba, Arimbi, Prabakesa, Kalabendana, Brajadenta, Brajamusti, Barajalamatan dan Brajawilkapa.
Ketika Arimbi sebagai istri Bima menobatkan putra mereka, Gatotkaca sebagai raja Pringgadani, maka keluarga besar pewaris tahta Pringgadani terbelah dua menjadi kubu yang pro dan kubu yang kontra.
Empat bersaudara dengan nama awal Braja termasuk ke dalam kubu yang protes keras penobatan Gatotkaca menjadi Raja Pringgadani, sebab ayah kandung Gatotkaca meski bertubuh besar seperti raksasa adalah manusia bukan raksasa.
Maka empat sekawan bersaudara Braja menggalang pemberontakan demi melakukan makar terhadap tahta Pringgadani.
Makar para paman Gatotkaca tidak bisa dianggap enteng sebab masing-masing empat bersaudara Braja memiliki kesaktian luar biasa dahsyat mandraguna setara para dewa.
Namun Gatotkaca yang sebagai balita pernah digodok di kawah Candradimuka ternyata sudah memiliki kesaktian sedemikian mandraguna sehingga mampu satu-persatu menaklukan empat pamannya yang mbalelo.
Ketika pemberontakan gagal dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawilkapa oleh Gatotkaca, maka Brajamusti dan Brajadenta melarikan diri demi berlindung pada Prabakesa yang telah menjadi raja negara Guwasiluman di hutan Tunggarana.
Setelah Brajadenta juga berhasil dibunuh oleh Gatotkaca, maka dengan bantuan Batari Durga, Brajamusti berniat melakukan pembunuhan karakter Gatotkaca dengan menjelma menjadi Gatotkaca palsu lalu mencoba merayu Dewi Banowati, istri Duryudana, raja negara Hastinapura.
Namun perbuatan hoax demi mengadudomba keluarga Pringgadani dengan Hastinapura tersebut digagalkan oleh Gatotkaca yang akhirnya juga berhasil menewaskan Brajamusti.
Keren adalah kreatifitas para penggubah kisah Wayang Purwa yang memanfaatkan perang Gatotkaca melawan para pamannya sebagai kesempatan untuk berkisah bahwa kesaktian empat paman Gatotkaca itu satu-persatu berpindah raga menjadi kesaktian Gatotakaca.