Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Makar oleh Empat Paman Gatotkaca

Kompas.com - 11/02/2022, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAMPAKNYA para dalang memang kreatif dalam menggubah wiracarita terutama dalam hal kesaktian kelas langit ke tujuh puluh tujuh.

Para dalang Indonesia jauh lebih kreatif menggarap kisah kesaktian kaliber superheroes ketimbang para tokoh pencipta Marvel Comis seperti Stan Lee, Steve Diko atau Jack Kirby.

Maka kisah Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru ketimbang versi Mahabharata.

Terutama dalam kisah proses Gatotkaca menempuh prosedur organoleptik untuk memperoleh empat kesaktian paman-pamannya, yaitu Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa dan Brajalamatan.

Pringgadani

Menurut selera subyektif pribadi saya, proses Gatotkaca memperoleh kesaktian empat paman Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru kisahnya ketimbang versi Mahabharata.

Menurut versi Wayang Purwa raksasa raja kerajaan Pringgadani, Prabu Arimbaka dengan permaisuri Dewi Hadimba memiliki tujuh anak kandung, yaitu Arimba, Arimbi, Prabakesa, Kalabendana, Brajadenta, Brajamusti, Barajalamatan dan Brajawilkapa.

Ketika Arimbi sebagai istri Bima menobatkan putra mereka, Gatotkaca sebagai raja Pringgadani, maka keluarga besar pewaris tahta Pringgadani terbelah dua menjadi kubu yang pro dan kubu yang kontra.

Empat bersaudara dengan nama awal Braja termasuk ke dalam kubu yang protes keras penobatan Gatotkaca menjadi Raja Pringgadani, sebab ayah kandung Gatotkaca meski bertubuh besar seperti raksasa adalah manusia bukan raksasa.

Maka empat sekawan bersaudara Braja menggalang pemberontakan demi melakukan makar terhadap tahta Pringgadani.

Makar

Makar para paman Gatotkaca tidak bisa dianggap enteng sebab masing-masing empat bersaudara Braja memiliki kesaktian luar biasa dahsyat mandraguna setara para dewa.

Namun Gatotkaca yang sebagai balita pernah digodok di kawah Candradimuka ternyata sudah memiliki kesaktian sedemikian mandraguna sehingga mampu satu-persatu menaklukan empat pamannya yang mbalelo.

Ketika pemberontakan gagal dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawilkapa oleh Gatotkaca, maka Brajamusti dan Brajadenta melarikan diri demi berlindung pada Prabakesa yang telah menjadi raja negara Guwasiluman di hutan Tunggarana.

Setelah Brajadenta juga berhasil dibunuh oleh Gatotkaca, maka dengan bantuan Batari Durga, Brajamusti berniat melakukan pembunuhan karakter Gatotkaca dengan menjelma menjadi Gatotkaca palsu lalu mencoba merayu Dewi Banowati, istri Duryudana, raja negara Hastinapura.

Namun perbuatan hoax demi mengadudomba keluarga Pringgadani dengan Hastinapura tersebut digagalkan oleh Gatotkaca yang akhirnya juga berhasil menewaskan Brajamusti.

Transformasi kesaktian

Keren adalah kreatifitas para penggubah kisah Wayang Purwa yang memanfaatkan perang Gatotkaca melawan para pamannya sebagai kesempatan untuk berkisah bahwa kesaktian empat paman Gatotkaca itu satu-persatu berpindah raga menjadi kesaktian Gatotakaca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com