Gangguan kesehatan itu, misalnya pada organ otak dan kelenjar prostat janin, bayi, juga anak-anak.
Penelitian yang lain juga menyebutkan adanya keterkaitan antara BPA dan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe II, dan penyakit jantung.
Meski disebut memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menyebut BPA aman bagi manusia, selama dalam level kandungan yang sangat rendah pada makanan.
Penilaian ini berdasarkan pada ratusan penelitian yang membahas soal BPA.
Meskipun demikian, FDA terus memantau perkembangan penelitian-penelitian yang ada.
Baca juga: Soal Potensi Pencemaran BPA di Galon Isi Ulang, YLKI: Industri AMDK Perlu Perbaiki Distribusi
BPA diketahui dapat meresap atau mengontaminasi makanan atau minuman.
Meski dikatakan tidak berbahaya dalam takaran sedikit, untuk mengurangi risiko yang ada, lakukan beberapa hal berikut:
Kini, semakin banyak pabrik membuat produk-produk bebas BPA.
Untuk bisa mengetahui apakah sebuah produk mengandung BPA atau tidak, biasanya akan ada label "BPA-free" jika produk tersebut memang tidak mengandung BPA.
Jika label tersebut tidak ditemukan, coba cek kode daur ulang yang tertera.
Jika di sana dituliskan angka 3 atau 7, itu kemungkinan mengandung BPA.
Jangan letakkan wadah plastik di dalam microwave atau dishwasher.
Panas dari kedua alat elektronik tersebut bisa membuat kandungan BPA dalam plastik meleleh dan tercampur ke dalam makanan Anda.
Telah disebutkan sebelumnya, BPA juga digunakan untuk melapisi bagian dalam kaleng kemasan makanan atau minuman. Jadi, risiko migrasi BPA juga terdapat dalam kemasan kaleng ini.
4. Gunakan wadah alternatif
Simpan makanan dan minuman Anda, khususnya yang bersuhu tinggi dalam wadah selain plastik, misalnya berbahan kaca, porselen, atau stainless steel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.