Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Indonesia Sudah Masuk Gelombang Ketiga Covid-19?

Kompas.com - 03/02/2022, 10:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah belum dapat memastikan apakah Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19.

Meskipun demikian, telah terjadi lonjakan kasus Covid-19 berturut-turut selama beberapa waktu terakhir.

"Jadi untuk penetapan gelombang ketiga kita terus pantau karena baru 10 hari terjadi peningkatan kasus," ucap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Namun, pakar menyebutkan, sesungguhnya kondisi pandemi di Indonesia saat ini sudah menunjukkan bahwa kita tengah berada di awal dari gelombang ketiga yang sudah dimulai.

"Dalam sisi kondisi (Indonesia saat) ini, sudah jelas ini adalah anak tangga dari gelombang ketiga kita," sebut epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, saat dihubungi, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Asteroid Raksasa 2022 AA Dekati Bumi pada 5 Februari, Berbahayakah?

Tanda-tanda gelombang baru Covid-19

Dia menjelaskan, gelombang infeksi Covid-19 sesungguhnya hanya bisa dilihat dari kurva kasus infeksi dalam seiring berjalannya waktu.

Namun, sebagai epidemiolog dan pakar yang mempelajari pandemi, Dicky mengatakan, ada sejumlah parameter yang bisa dilihat untuk menyebut apakah sebenarnya sebuah negara sudah mulai memasuki gelombang infeksi atau belum.

Pada umumnya tanda yang bisa dilihat adalah adanya peningkatan kasus infeksi per 7 hari atau 14 hari, angka reproduksi meningkat atau positivity rate meningkat.

"Kalau di tujuh hari pertama sudah dua kali meningkat positivity rate, itu tanda awal dari gelombang," ujar Dicky.

"Ketika terjadi peningkatan infeksi, kemudian hunian ICU, dan ada kematian, sebetulnya itu sudah memperkuat," lanjut dia.

Hal itu karena hunian rumah sakit dan kasus kematian menjadi indikator ada banyak kasus di masyarakat.

Akan tetapi, apabila kenaikan kasus infeksi tidak dibarengi dengan peningkatan perawatan rumah sakit apalagi kematian, belum bisa tergesa-gesa dikatakan sudah masuk dalam gelombang baru.

Baca juga: Bisakah Terkena Omicron jika Sudah Pernah Terpapar Delta?

Dicky menggarisbawahi, untuk disebut sebagai gelombang infeksi, jumlah kasus yang terjadi tidak harus mencapai angka yang fantastis.

Misalnya di Thailand, gelombang 1 mereka kasus secara total hanya di kisaran 5.000, gelombang kedua total tidak mencapai 10.000 kasus, dan baru di gelombang ketiga kasus infeksi melebihi angka 100.000.

Yang terpenting adalah adanya peningkatan kasus infeksi di kurva, terdapat puncak, dan kemudian terjadi penurunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com